POJOKNEGERI.COM - Gelombang protes terus bermunculan menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia pada Piala Dunia U-20 2023.
Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, angkat bicara, saat ditemui di Gedung Nusantara DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).
PSSI mengisyaratkan hanya fokus menangani penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 hingga persiapan Timnas U-20 Indonesia.
Sekedar informasi, Piala Dunia U-20 2023 berlangsung pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Nantinya, gelaran Piala Dunia U-20 2023 akan memakai enam stadion, di antaranya Stadion Utama Gelora Bung Karno (DKI Jakarta), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali).
"Seperti yang disampaikan ya, dari bapak Ketum (Erick Thohir) dan Waketum (Zainudin Amali) bahwa kami fokus pada teknis penyelenggaraan. PSSI fokus dipersiapan teknis tim nasional," ucap Ratu Tisha, dilansir dari BolaSport.com.
"Karena surat penunjukan (Piala Dunia) U-20 itu sudah kami terima di tahun 2019."
"Ada persiapan dokumen teknis yang harus kita persiapkan seperti lapangan, venue, media, promosi dll," sambung Ratu Tisha.
Dia menambahkan, bukan perkara yang mudah untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023 berjalan sukses.
"Teknis penyelengaraan sangat kompleks dan harus juga fokus ke prestasi," tutur Ratu Tisha.
"Kita sedang fokus naturalisasi tiga pemain yang kita tahu mereka berposisi back bone," kata Ratu Tisha.
Di lokasi yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Muhadjir Effendy, menyebut bahwa pemerintah akan mengacu pada konstitusi berkaitan dengan Israel.
"Yang perlu saya tegaskan adalah pemerintah Indonesia tetap memiliki komitmen teguh dan terus akan selamanya melakukan sikap itu, yaitu kita tidak akan berubah di dalam posisi awal menegakkan konstitusi kita," ucap Muhadjir Effendy.
"Terutama dalam hubungan luar negeri itu adalah pasal pembukaan UUD 1945 Alinea 1."
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Itu tidak boleh ditawar lagi," sambung Muhadjir Effendy.
Dia berharap nantinya akan ada keputusan yang terbaik untuk munculnya penolakan keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 2023.
Diketahui yang mengkaji situasi Israel ini diberikan ke Menko Polhukam, Mahfud MD.
"Karena itu nanti dengan kehadiran salah satu tim yang akan berlaga, kalau kita mau bijaksana, tidak boleh melampaui. Itu yang sedang kita bahas termasuk kita bicarakan dengan FIFA," tutur Muhadjir Effendy.
"Karena kita kan tuan rumah tapi penyelenggaraan sebenarnya gitu kan FIFA dan mereka punya regulasi, regulasi mereka sifatnya subkoordinatif."
"Artinya mengatasi ketentuan peraturan-peraturan yang ada di masing-masing negara, kita akan berusaha mencari kompromi betul-betul sesuai dengan nafas kemudian semangat dan pesan moral," tutupnya.
(redaksi)