POJOKNEGERI.COM - Pertarungan Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menjadi perhatian dunia internasional.
Pemilihan Presiden RI mulai disorot beberapa pemberitaan media asing.
Bahkan, sejumlah media asing itu menyertakan hasil survei elektabilitas ketiga bakal calon presiden.
The Diplomat memuat survei lembaga lokal.
Disebutkan bagaimana Prabowo mulai mendapat dukungan suara, meninggalkan kedua sosok lain.
"Memimpin tiga pesaing yang paling mungkin, meskipun dengan selisih tipis, adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, seorang komandan pasukan khusus era Suharto yang telah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden," tulis The Diplomat, dikutip dari CNBC.
Media itu juga menunjukan bagaimana Prabowo mendapat dukungan 36,8% responden.
Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dibelakangnya dengan 35,7% dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan di posisi akhir 21,5%.
Survey indikator bukan satu-satunya yang dibuat.
The Diplomat juga memasukkan survey lain dari lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Lalu, Media Hong Kong South China Morning Post (SCMP) juga menyoroti Pilpres 2024.
Namun, lebih ke arah dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa telah berusaha untuk menegaskan kembali dukungan Presiden Joko Widodo untuk calon presidennya Ganjar Pranowo, menyusul spekulasi tentang siapa yang akan didukung oleh pemimpin tersebut," tulis South China Morning Post.
Media itu memasukkan komentar putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR Puan Maharani.
Sebenarnya ini bukan pertama pemilu di Indonesia disorot.
Dalam artikel berjudul 'In Jakarta, Political Kingmaking Starts Now' misalnya, Foreign Policy sempat menyoroti persoalan para capres dan siapa yang unggul.
Dilaporkan masih terlalu dini untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi pada pemilu 2024.
Tetapi pola yang sama dengan Pilpres sebelumnya kemungkinan akan tetap terjadi.
Prabowo sendiri dimuat sebagai lawan kuat Ganjar.
Ia disebut "melambangkan generasi politik Indonesia yang lebih tua".
"Dia adalah mantan letnan jenderal dan mantan menantu Suharto dan pernah dianggap sebagai pewaris diktator," tulis media itu seraya menyinggung pendudukan Indonesia di Timor Timur dan aktivis pro-demokrasi Indonesia selama dia di militer.
Anies sendiri dikaitkan dengan hubungan ke gerakan Islam radikal di Indonesia.
Ini, tulis analisisnya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan minoritas.
(redaksi)