POJOKNEGERI.COM - Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) pada tanggal 26 Juni 2024 diusung dengan tema "Masyarakat Bergerak, Bersama Melawan Narkoba".
Peringatan ini bukan hanya seremonial belaka, tetapi momentum nyata dalam upaya global melawan permasalahan narkotika yang meresahkan.
Khususnya di Kalimantan Timur (Kaltim), peringatan Hari Anti Narkotika Internasional ini dilaksanakan di gedung serbaguna Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Samarinda, pada Rabu (26/6/2024).
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik dalam kesempatan itu menyatakan komitmennya untuk menanggulangi peredaran narkoba dengan langkah-langkah preventif yang lebih agresif.
Kalimantan Timur, yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan merupakan jalur transit menjadi tantangan tersendiri dalam memerangi masalah peredaran narkoba.
"Kita harus melakukan langkah-langkah pencegahan dari hulunya agar dampak narkoba bisa kita reduksi," kata Akmal Malik.
Ia mengatakan bahwa Kalimantan timur dengan pertumbuhan ekonominya cukup tinggi 6,22 dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup besar hampir 238 juta adalah pasar yang sangat bagus bagi para pengedar narkoba.
"Pemerintah harus berani mengambil langkah-langkah lebih proaktif dalam menanggulangi peredaran narkoba meskipun anggaran yang tersedia terbatas, pihak berwenang berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk memperkuat infrastruktur rehabilitasi dan pendidikan anti narkoba," ucapnya.
Sementara itu, Rudi Hartono, Kepala BNN Kalimantan Timur, menekankan pentingnya sinergi antar aparat penegak hukum dan masyarakat dalam menjaga keamanan dari ancaman narkotika.
"Kita tidak hanya perlu menangkap orang yang terlibat, tetapi juga menyembuhkan mereka yang terjerat," jelas Rudi Hartono.
Upaya pemberdayaan masyarakat dalam gerakan melawan narkoba menjadi fokus utama, dengan menggalang partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat termasuk desa-desa di sekitar wilayah tersebut.
Peringatan HANI tahun ini juga menjadi momentum untuk refleksi bersama tentang betapa berbahayanya dampak narkotika bagi generasi muda dan masa depan bangsa.
"Kami berharap, dengan momentum ini, masyarakat semakin sadar akan bahayanya narkotika dan bersedia terlibat aktif dalam gerakan anti narkoba," ucap Rudi Hartono.
Ia meyebutkan pentingnya kolaborasi lintas provinsi dalam menanggapi masalah narkoba, terutama dalam menangani aliran narkotika lintas negara yang melalui jalur perbatasan Kalimantan.
"Konektivitas aparat penegak hukum dan partisipasi masyarakat sangat krusial dalam menekan peredaran narkotika," ungkapnya.
Di sisi lain, upaya pencegahan juga terus ditingkatkan melalui penyuluhan di sekolah-sekolah dan kegiatan komunitas.
"Kami percaya bahwa edukasi sejak dini adalah kunci untuk membangun generasi yang sadar akan bahaya narkotika. Berbagai kegiatan seperti program pemulihan bagi korban narkotika dan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi bagian integral dari strategi ini," tuturnya.
(tim Pojoknegeri)