POJOKNEGERI.COM - Kerusuhan pecah di Wamena yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia.
Lalu, apa penyebab munculnya kerusuhan di Wamena itu?
Dilansir dari BBC Indonesia , Ketua Komunitas Sapalek Bersatu, Gibson Kogoya kerusuhan yang terjadi di wilayahnya diawal oleh seorang anak yang ingin membeli kebutuhan di mobil pick-up yang dijadikan toko kelontong.
“Pedagang di mobil pick-up itu suruh anak ini naik ke atas mobil. Tapi, anak tidak mau, lalu lari. Sehingga masyarakat sekitar tidak terima dengan kejadian itu.”
“Saat mau ditanya ke dua pelaku, mereka langsung diamankan polisi. Lalu masyarakat berkumpul mendatangi polisi, mereka ingin bertanya ke pelaku, kenapa mau anak kecil ini.
“Pihak polisi tidak mengizinkan, lalu polisi tembak gas air mata. Dari situ masyarakat tidak terima lalu adu baku lempar dengan aparat,” kata Gibson.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari sumber yang diperoleh Amnesty International Indonesia, peristiwa itu berawal dari isu penculikan anak sekolah dasar dan terduga pelaku diamankan pihak kepolisian setempat.
Namun, kata Usman, pihak keluarga anak itu disebut tidak menerima kalau polisi mengamankan terduga pelaku, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara aparat kepolisian dan keluarga anak yang diduga diculik.
Akhirnya, ungkap laporan dari sumber Amnesty itu, terjadi pertikaian antara masyarakat dan pihak kepolisian.
"Kemudian terjadi baku lempar batu terhadap aparat kepolisian. Karena susah dikendalikan, maka aparat keamanan mengeluarkan gas air mata berkali-kali," ujar Usman.
"Dari korban-korban tersebut ada ditemukan luka yang diakibatkan oleh tembakan maupun luka senjata tajam. Mereka yang meninggal dunia telah ditempatkan di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Wamena," tambah Usman.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, dimana menyebabkan 10 orang meninggal dunia.
Kericuhan di Wamena itu dipicu adanya hoaks penculikan anak.
Lokasi detail kerusuhan Wamena itu terjadi di Kampung Sapalek, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, hari Kamis (23/2/2023).
Selain menyebabkan sejumlah ruko dan rumah terbakar, amuk massa pada Kamis lalu juga membuat suasana Kota Wamena mencekam.
Di tengah rusuh massa, sejumlah warga berhamburan menyelamatkan diri ke jalan raya.
Polisi yang dibantu personel Kodim Jayawijaya, memukul mundur massa perusuh.
Selain membarikade akses jalan, aparat juga melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, agar kerusuhan tidak makin meluas.
Sedikitnya 10 orang meninggal dunia dan 18 personel keamanan terluka, akibat rusuh massa di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
(redaksi)