POJOKNEGERI.COM - Wali Kota Samarinda, Andi Harun melakukan peninjauan langsung terhadap proses pembongkaran rumah yang berada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM), pada Selasa (9/7/2024).
Andi Harun dalam kesempatan itu mengatakan, penertiban di kawasan SKM merupakan bagian dari program besar pengendalian banjir yang sedang dijalankan pemerintah Kota Samarinda.
"Dalam rangkaian program pengendalian banjir, normalisasi Sungai Karang Mumus menjadi salah satu fokus utama kita. Kami sudah memiliki rencana dan masterplan yang jelas, termasuk dalam upaya pengerukan sedimentasi dan pembebasan bangunan yang mengganggu aliran sungai," kata Andi Harun di sela tinjauannya.
AH sapaan wali kota mengatakan pembongkaran rumah-rumah di sepanjang bantaran sungai adalah langkah penting untuk memastikan aliran sungai yang lancar dan efektif dalam menanggulangi banjir.
"Kami berusaha memastikan bahwa air bisa mengalir dengan baik ke sungai tanpa hambatan dari bangunan atau utilitas lainnya," ucapnya.
Saat melakukan pembongkaran ini tidak hanya melibatkan pengelolaan infrastruktur sungai, tetapi juga rehabilitasi drainase dan pengelolaan ekosistem sungai secara holistik.
"Kami memperhatikan secara paralel untuk menjaga keberlangsungan ekosistem sungai, termasuk mendengarkan aspirasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup," jelasnya.
Pada pembongkaran tersebut ada 99 rumah, dengan 17 di antaranya mendapatkan ganti rugi dan 82 lainnya menerima santunan sesuai peraturan yang berlaku dengan anggaran yang disiapkan untuk ganti rugi mencapai sekitar 4 miliar rupiah
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa koordinasi untuk kelanjutan program normalisasi sungai dijadwalkan di tahun 2025.
"Kami tengah mengajukan rencana kami kepada pemerintah kota untuk kelanjutan program ini, mengingat pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) saat ini belum dapat dilanjutkan," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa setelah penyelesaian pengerjaan struktural seperti pembangunan turap, akan dilakukan beautifikasi area sekitar sungai.
"Kami berencana untuk memperindah lingkungan setelah tanah stabil, termasuk pertimbangan untuk penggunaan area sebagai taman atau jalan," paparnya.
Rencana ini dilakukan dengan memperhatikan fungsi utama dari infrastruktur yang dibangun, menjaga harmoni antara fungsi jalan dan keindahan taman kota.
"Setelah turap selesai, kami akan memastikan bahwa area sekitar sungai dapat dinikmati oleh warga dengan nyaman dan tetap memenuhi standar keamanan dan keindahan," tuturnya.
(tim redaksi)