POJOKNEGERI.COM - Wali Kota Samarinda, Andi Harun kembali mengingatkan akan pentingnya menjaga keamanan di malam takbiran, menyambut perayaan hari raya Idulfitri 1444 Hijriyah, Jumat (21/4/2023).
Pesan itu diutarakan Andi Harun pasca dirinya mengikuti rapat Forum Komunikasi Kepala Daerah (Forkopimda) yang digelar di Pos Lamin.
“Sesuai pesan Kapolda dan Panglima Kodam kita harus terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi sehingga semua kondisi bisa kita pastikan aman dan terkendali,” ucap Andi Harun saat dijumpai awak media.
Dari komunikasi Forkopimda yang dilakukan Polda Kalimantan Timur beserta seluruh polres jajarannya, disebutkan Andi Harun, kalau perayaan malam takbiran saat ini berlangsung aman terkendali. Khususnya di Samarinda.
“Keadaan semua berjalan aman, dari sisi kamtibmas hanya ada satu laka lantas dan itu masih terkendali. Secara umum kamtibmas, aman dan kondusif,” tambahnya.
Selain memastikan keamanan di malam takbiran, Andi Harun juga menyebut kalau pada arus mudik lebaran saat ini tercatat sedikitnya ada 4.000 warga Samarinda yang meninggalkan Kota Tepian.
“Dari arus mudik ini, kita nantinya akan mengantisipasi arus balik yang kemungkinan akan terjadi di tanggal 30 atau bahkan setelahnya,” terangnya.
Selain membahas arus mudik dan balik, Andi Harun juga kembali menerangkan kalau larangan takbir keliling yang diberlakukan di Samarinda karena berbagai faktor penting. Mulai dari kewaspadaan sebaran Covid-19, hingga kenyamanan seluruh warga Samarinda.
“Larangan takbir keliling itu sudah berlangsung sosialisasinya sejak lama bahkan sampai ketingkat kelurahan. Tema perayaan idulfitri saat ini juga kita masih transisi kondisi covid dari pandemi ke endemi. Kemudian ekonomi dan mayoritas masyarakat ingin nyaman dan aman sederhana dan penuh kekeluargaan,” tandasnya.
Pernyataan Andi Harun itu turut didukung oleh Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli.
Kata polisi berpangkat melati tiga itu, kalau pemberlakuan larang takbir keliling juga untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan arus lalu lintas. Jika terjadi, maka kegiatan masyarakat Samarinda dengan latar belakang beragam bisa terganggu.
“Pada prinsipnya sama, untuk mengimbau takbir keliling pertama karena masa transisi pandemi dan menjaga kondusifitas. Selain itu juga lalin di Samarinda cukup padat, jadi kalau ada konvoi tentu itu akan menimbulkan kemacetan. Sedangkan warga yang lain melakukan kegiatan,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Ary Fadli mengimbau agar masyarakat bisa memahami kondisi tersebut. Namun bagi yang ingin tetap malaksanakan takbiran di malam lebaran, sejatinya tidak dilarang. Asal sesuai pada tempatnya.
“Jadi laksanakan takbir di surau atau masjid sekitar, sehingga kekhusukan takbir tetap berjalan sesuai makna dan tetap menjaga kondusifitas,” pungkasnya.
(redaksi)