POJOKNEGERI.COM - Hubungan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo dinilai beberapa kalangan mulai tergerus.
Suara akan hubungan keduanya juga disampaikan Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti.
Ia menyoroti akan pernyataan Surya Paloh yang terus menerus menyampaikan bahwa Nasdem terus akan mendukung Jokowi di pemerintahan.
Ray menduga, Ketua Umum Partai Nadem Surya Paloh bersikukuh tetap mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo karena tak rela jika menterinya didepak dari Kabinet Indonesia Maju.
Padahal, peluang pencopotan menteri-menteri Nasdem terbuka lebar pascadeklarasi pencalonan presiden Anies Baswedan.
"Suasana sekarang, Nasdem lebih membutuhkan tetap berada di kabinet daripada Pak Jokowi terhadap Nasdem," kata Ray dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/11/2022).
Menurut Ray, Surya Paloh tidak ingin partainya terlihat jelas sebagai oposisi pemerintahan kini. Sebab, hal itu bakal menyulitkan posisi elektoral Nasdem.
Dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Nasdem mungkin akan menerima limpahan elektabilitas. Namun, angkanya diprediksi tidak besar.
Diperkirakan, coat-tail effect atau efek ekor jas lebih banyak didulang Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketimbang Nasdem.
Padahal, dengan mengusung Anies, pemilih moderat Nasdem akan beralih lantaran partai yang semula mereka dukung terlihat sebagai oposisi Jokowi.
"Tentu saja Nasdem akan berupaya keras agar tetap berada di dalam kabinet sampai akhir," ujar Ray.
Ray mengatakan, Surya Paloh tetap membutuhkan kadernya berkiprah di pemerintahan.
Apalagi, Nasdem punya tiga kursi menteri di kabinet yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK), serta Menteri Pertanian.
Meski demikian, menurutnya, posisi Nasdem di kabinet tidak aman.
Dia menduga, selambat-lambatnya Jokowi akan mencopot menteri Nasdem pada Februari 2023. Dari tiga kursi, sosok Menkominfo Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memungkinkan diganti.
Sementara, Menteri LHK Siti Nurbaya mungkin dipertahankan karena kinerjanya baik.
"Dasar pilihannya memang sudah beda, dan kebutuhan politiknya ke depan juga berbeda," ucap Ray.
Ray menilai, Jokowi butuh ketenangan untuk menyelesaikan sisa masa jabatannya hingga 2024 mendatang.
Sementara, keberadaan Nasdem di pemerintahan terus menuai pro dan kontra setelah deklarasi pencapresan Anies Baswedan. "Pak Jokowi butuh ketenangan politik, sementara Nasdem butuh riuh rendah politik," kata Ray.
"Jadi, pilihannya memang dua, mundur atau dimundurkan," tuturnya.
Sebelumnya, Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem menyampaikan bahwa sampai saat ini masih menjadi sahabat sejati Presiden Joko Widodo.
Paloh menekankan NasDem hanya akan pergi jika Jokowi menyatakan tidak lagi membutuhkan NasDem.
Paloh mulanya mengklarifikasi perihal isu keretakan hubungan NasDem dengan Jokowi. Dia sampaikan, Jokowi masih Presiden Partai NasDem.
"Presiden Jokowi adalah presidennya Partai Nasdem. Presiden Jokowi secara personal adalah seorang sahabat yang saya harapkan konsisten di dalam menjaga terminologi arti sesungguhnya dari persahabatan. Persahabatan dalam terminologi yang kita pahami adalah menerima segala kekurangan dan kelebihan seorang sahabat," kata Paloh HUT ke-11 NasDem, di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Paloh menegaskan dari perspektif partainya, NasDem sampai hari ini masih berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi. NasDem, tegasnya, tetap akan memberikan dukungan penuh Pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatan.
"NasDem sampai hari ini kita masih yakin berada di dalam koalisi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Jadi kalau ada yang mencoba mengusik kita, 'Jokowi itu moh pada NasDem', itulah frame yang dilakukan. 'Jokowi itu tidak suka pada NasDem', itu pasti menurut saya upaya upaya yang dilakukan secara sistemik dan sengaja untuk merusak hubungan yang telah terjaga sedemikian rupa," kata Paloh.
Karena itu, Paloh menekankan Partai NasDem ingin tetap menjadi sahabat sejati Jokowi dalam suka dan duka. Namun, lanjutnya, lain halnya jika Jokowi yang menyatakan tidak lagi membutuhkan NasDem.
"NasDem ingin menekankan, dia ingin tetap sebagai sahabat sejati dalam suka dan dukanya seorang Presiden Joko Widodo. Ini saya pikir memberikan suatu klarifikasi yang jelas pada hari ulang tahun kita yang ke-11," kata Paloh.
"Lain halnya kalau memang sungguh-sungguh sahabatnya NasDem Presiden Jokowi yang menyatakan selamat tinggal NasDem, saya tidak butuh Anda. Itu lain halnya kalau itu yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Aaahh.... Itu bukan, bukan keinginan kita, itu bukan harapan kita dan itu adalah kemenangan bagi mereka yang memang tidak menginginkan terjaganya stabilitas nasional untuk tetap melanjutkan upaya-upaya pembangunan yang sedang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo," katanya.
(redaksi)