POJOKNEGERI.COM - Cegatan diancam akan dilakukan untuk rombongan Timnas Israel U-20 jika tetap datang ke Indonesia dalam rangkaian Piala Dunia U-20 digelar 20 Mei 2023 hingga 11 Juni 2023.
Ancaman cegatan itu datang dari PA 212, FPI dan ormas Islam lainnya.
Pencegatan dilakukan sejak kedatangan Timnas Israel di bandara. Staf Sekum DPP FPI Husein mengatakan langkah itu merupakan pilihan terakhir yang masih bisa mereka lakukan untuk tetap menolak Timnas Israel.
"Kita akan berusaha semaksimal mungkin. Kalau pemerintah kita tetap menerima memaksa untuk mendatangkan berarti itu kan jelas-jelas melanggar konstitusi, kita akan datang ke bandara," kata Husein usai aksi di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (20/3).
Sebelumnya, PA 212, FPI dan sejumlah ormas lainnya melakukan demo tolak Timnas Israel U-20 datang ke Indonesia di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.
Mereka menolak kedatangan Timnas Israel lantaran menganggap negara tersebut masih menjajah Palestina. Aksi itu diwarnai dengan bakar bendera Israel.
Husein berkata penolakan terhadap Timnas Israel berdasarkan amanat UUD 1945 yang menyatakan Indonesia menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia.
"UUD 1945 itu tertulis bahwa kemerdekaan ialah hak segalanya bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Husein.
"Kalau seandainya pemerintah menerima Tim Israel datang ke Indonesia berarti pemerintah langgar amanah konstitusi," imbuhnya.
Husein menyatakan Israel bukan hanya menjajah Palestina, melainkan juga melakukan hal keji, seperti membunuh rakyat Palestina.
"Bukan hanya yang bertempur tapi rakyat sipil pun, termasuk ibu-ibu dan anak-anak pun tidak luput dari alsi kekejian dan kebiadaban dari zionis Israel," katanya.
Menurutnya, Indonesia akan menyakiti rakyat Palestina jika menerima Timnas Israel U-20. Apalagi Indonesia berutang budi pada Palestina.
"Palestina ini adalah negara timur tengah yang mengakui kemerdekaan Indonesia saat awal-awal kemerdekaan Indonesia di mana seluruh dunia blm ada yang mengakui kemerdekaan," ujarnya.
(redaksi)