POJOKNEGERI.COM - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyarankan aliansi yang dipimpin AS untuk mengantisipasi konflik jangka panjang di Ukraina.
Ini karena invasi Rusia berpotensi berubah menjadi "perang gesekan".
Berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih setelah bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis, Stoltenberg mengatakan sulit untuk memprediksi bagaimana atau kapan konflik akan berakhir.
“Perang pada dasarnya tidak dapat diprediksi,” kata Stoltenberg.
“Dan oleh karena itu, kita hanya harus bersiap untuk jangka panjang karena apa yang kita lihat adalah bahwa perang ini sekarang telah menjadi perang gesekan di mana Ukraina membayar harga tinggi untuk membela negara mereka sendiri di medan perang, tetapi juga di mana kita melihat bahwa Rusia mengambil banyak korban.”
Dia menambahkan bahwa "tanggung jawab" NATO adalah memberikan dukungan untuk Ukraina.
Stoltenberg menegaskan bahwa perang, seperti kebanyakan konflik, akan berakhir di meja perundingan.
Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada 24 Februari setelah kebuntuan selama berbulan-bulan yang membuat Moskow mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke bekas republik Soviet.
Setelah gagal merebut ibu kota, Kyiv, Moskow telah mengurangi tujuan perangnya, mengalihkan upaya perangnya ke wilayah Donbas timur dan bagian selatan Ukraina.
AS dan sekutunya telah memasok Ukraina dengan senjata dan melatih pasukan Ukraina di lokasi-lokasi di luar negeri.
Pada hari Rabu, Biden mengumumkan paket senjata baru senilai $700 juta ke Ukraina yang mencakup sistem roket canggih dan rudal anti-pesawat.
Tetapi senjata bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk tiba di Ukraina, seperti dilaporkan oleh The Associated Press.
Sementara itu, Kremlin terus memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina akan memperpanjang perang.
"Pemompaan Ukraina dengan senjata ini ... akan membawa lebih banyak penderitaan ke Ukraina, yang hanyalah alat di tangan negara-negara yang memasoknya dengan senjata," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Saat ini, perang di Ukraina mencapai tanda 100 hari, kepala NATO menekankan bahwa aliansi tersebut tidak ingin meningkatkan konflik.
Dia memperingatkan bahwa "perang penuh" antara NATO dan Rusia akan mengakibatkan lebih banyak kematian dan kehancuran.
"Kami memberikan dukungan ke Ukraina, tetapi kami bukan bagian dari konflik," katanya.
Stoltenberg mengatakan sekutu NATO telah mengerahkan pasukan dan bala bantuan ke negara-negara sayap timur dekat Rusia untuk mengirim pesan ke Moskow terhadap kesalahan perhitungan tentang kesediaan aliansi untuk membela anggotanya.
“Ini adalah pencegahan. Itu bukan untuk memprovokasi konflik, tapi untuk mencegah konflik,” katanya kepada wartawan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)