POJOKNEGERI.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritisi Komisi Pemberantasan Korupsi yang terkesan tidak adil dalam memberantas rasuah.
Dia berbicara demikian saat berpidato setelah memimpin sumpah jabatan anggota DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga tahun 2025 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7).
Awalnya, Megawati mengungkap KPK adalah lembaga yang didirikan ketika putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu memimpin Indonesia.
Dari situ, dia memahami aturan main KPK dalam mengusut perkara korupsi dan tidak boleh diselewengkan.
Namun, Presiden kelima RI itu merasa sedih dengan kondisi Indonesia saat ini terkait pemenuhan hak warga di bidang hukum.
Dia kemudian bertanya ke kader PDI Perjuangan sekaligus Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly soal alasan penegakan hukum seperti menarget kader parpol berkelir merah.
"Lah, anak buah kita maunya ditarget melulu," ucap Megawati Soekarnoputri.
Dia kemudian menyoroti kinerja Penyidik KPK AKBP Rossa Purbo Bekti yang menangani pemanggilan Hasto di KPK pada Senin (10/6) kemarin.
Megawati mengingatkan Hasto agar tidak takut menghadapi AKBP Rossa meskipun penyidik KPK itu dalam proses penegakan hukum merampas barang partai melalui Kusnadi.
Megawati menduga sikap keras terhadap AKBP Rossa bisa membuat wanita kelahiran Yogyakarta itu dibidik lembaga antirasuah.
Namun, Ketua Dewan Pengarah BPIP itu mengaku tidak takut dan akan melawan aksi curang dalam penegakan hukum.
Dia kemudian mempertanyakan kinerja KPK memberantas korupsi yang berani membidik sosok seperti Kusnadi, tetapi rasuah lain tak dikejar.
Bahkan, Megawati Soekarnoputri menduga dirinya akan menjadi target KPK setelah Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Namun, Megawati mengaku tidak takut.
Dia malah menantang penyidik KPK, yakni AKBP Rossa Purbo Bekti yang melakukan penyitaan terhadap ponsel milik Hasto dan stafnya, Kusnadi pada 10 Juni lalu.
Setelahnya, Megawati menduga bahwa dia juga akan menjadi target setelah pemeriksaan Hasto.
"Terus pasti deh, pasti gimana cara manggil Bu Mega ya bla bla, ya gue panggilin seluruh ahli hukum mau enggak ikut saya? Iya kan, enak saja," pungkasnya. (*)