POJOKNEGERI.COM - Personel band Radja disekap dan diancam dibunuh saat melakukan rangkaian konser mereka di Malaysia.
Konser band Radja itu dilaksanakan di Negri Johor.
Vokalis Band Radja, Ian Kasela membeberkan kronologis bagaimana awalnya mereka sampai disekap selama 30 menit.
Melalui akun Instagram-nya, @iankaselaradja, dia menuliskan rentetan kejadian tersebut.
Disebutkannya, pada tanggal 9 Maret, Radja berangkat ke Kuala Lumpur untuk melakukan konser di Negri Johor dalam event Tourism Majestic Johor.
“Tiba di bandara KLIA kami dijemput oleh orang yang mengontrak kami (yang bernama Farid) yang kemudian membawa kami ke tempat makan lalu setelah itu kami lanjutkan perjalanan ke Johor dalam waktu lebih kurang 6 jam karena macet,” tulisnya.
Mereka tiba di Pinetree Johor pukul 01.00 malam, namun kamar yang harusnya mereka tempati belum siap untuk digunakan.
“Dalam riders kami ada tertera hotel tapi dikasih apartemen, itupun kami terima,” sambungnya.
Kemudian, tanggal 11 Maret pukul 21.00, Radja tampil maksimal untuk menghibur masyarakat Johor dan sekitarnya.
“Semua berjalan lancar sesuai harapan dan alhamdulillah semua pihak terlihat puas dengan konser tersebut,” sebutnya.
Namun setelah pertunjukan selesai, Radja dibawa ke ruang tunggu di belakang panggung. “Atas permintaan orang yang mengontrak kami (Farid) untuk meet and greet serta jumpa dengan petinggi dari Johor, seperti kementrian dan kedutaan katanya,” ungkap Ian.
Mereka menunggu di ruangan itu lebih kurang 30 meni sambil terima beberapa fans yang mau foto bersama dengan Radja.
Tak lama kemudian, mendadak datang 15 pria berbadan besar dan berpakaian hitam seperti bodyguard masuk ke ruangan itu bersama dua orang dari pihak Tourism Majestic Johor selaku penyelenggara.
“Dan langsung mengunci pintu (menyekap) lalu spontan menendang meja kemudian dengan nada tinggi marah-marah, sambil menunjuk-nunjuk muka kami, dan mengeluarkan kata-kata kasar, sambil membentak serta mengancam akan membunuh kami jika kembali lagi ke Malaysia,” tuturnya.
Saat itu, Radja bisa melawan karena tak diberikan kesempatan untuk berbicara termasuk bertanya apa masalahnya sehingga mereka diperlakukan seperti itu.
“Kamipun kemudian mendapat perlakuan fisik seperti dorongan keras kepada saya sampai saya terpojok ke dinding dan tidak bisa apa-apa. Begitu juga terhadap personil Radja lainnya dibentak dan disuruh diam serta duduk di lantai bahkan dilempar botol minuman yang hampir mengenai wajah drummer Radja,” papar Ian.
Tanpa alasan yang jelas dan pasti, lanjut Ian, mereka terus saja dimaki dengan nada yang sangat tinggi.
“Kejadian tersebut berlangsung lebih kurang setengah jam, dan setelah itu mereka semua keluar sambil memaki anak-anak (personil band) kami dengan kata-kata kasar yang berada di luar ruangan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ian mengatakan kasus ini sudah dilaporkan ke polisi setempat, namun pelaku utama mengancaman dibebaskan.
“Disayangkan ketentuan hukum yg berlaku berbeda, tapi apa daya, sehingga dua orang pelaku yang bernama : Muremthiran a/l Chandra sekaran (pelaku utama), warga negara Malaysia, Mohamed reezan bin Mohd Fadzil (pelaku kedua), warga negara Singapore berdasarkan nomor paspor, setelah ditahan dan dimintai keterangan informasinya dilepaskan lagi karena mampu bayar jaminan,” tulis Ian.
(redaksi)