POJOKNEGERI.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi kecelakaan maut di simpang Muara Rapak Kota Balikpapan bulan Januari lalu.
Plt Kepala Sub Komite Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Achmad Wildan mengatakan bahwa truk yang menyebabkan kecelalakan beruntun di simpang Rapak Balikpapan Utara beberapa waktu yang lalu disebabkan karena kegagalan dalam mengerem.
Ia mengatakan kondisi sub standar di atas akan memberi dampak pada kendaraan besar saat melalui jalan dimaksud.
Kendaraan yang naik akan berisiko mengalami kegagalan menanjak, sementara untuk kendaraan yang turun berisiko mengalami kegagalan pengereman.
Pengemudi ternyata tidak menerapkan prosedur mengemudi yang seharusnya dilakukan. Karena teknologi otomotif apapun mereknya ketika menghadapi jalan menurun panjang maka tidak boleh menggunakan gigi tinggi, harus menggunakan gigi rendah untuk mendapat akan mendapat torsi maksimal.
"Bukan kerusakan kendaraan, tapi yang betul adalah kegagalan pengemudi dalam mengantisipasi jalan yang sub standar yang turunan panjang itu," kata Plt Kepala Sub Komite Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Achmad Wildan, Kamis (23/6/2022).
Ia juga mengatakan bahwa di Kota Balikpapan adalah sekitar 85 persen merupakan wilayah berbukit dan hanya sekitar 15 persen merupakan dataran, sehingga risiko kecelakaan pada kendaraan barang yang rem blong.
Dalam analisa juga disebutkan kondisi normal, gap kampas dan tromol yang sub standar tidak bermasalah, namun saat digunakan secara berulang maka akan mempercepat penurunan tekanan angin.
Tekanan angin berada di angka 5 bar, maka pengemudi akan kesulitan menekan pedal rem karena bantuan pneumatic untuk mendorong minyak rem sudah tidak ada.
"Pengemudinya kurang memahami penggunaan teknologi. Maka ketika dia bercampur dengan kendaraan lain maka resiko fatal makin banyak terhadap kendaraan lain itu, makanya kita pisahkan kendaraan barang yang hanya akan beroperasi saat low traffic," ujarnya.
Ia juga berharap Pemkot Balikpapan melalui Dinas Perhubungan dapat memberikan edukasi kepada pengemudi, karena kecelakaannya yang terjadi karena pengemudinya tidak paham penggunaan teknologi sistem rem.
Diharapkan juga untuk dapat mengatur kendaraan barang dengan solusinya memberikan tempat penampungan sementara bagi truk sebelum masuk Balikpapan dengan disediakan SPBU dan lainnya.
Diketahui, pada kecelelakan maut yang terjadi pada Jumat (21/1/2022) lalu tersebut mengakibatkan korban jiwa sebanyak 4 orang, luka berat 1 orang dan luka ringan 29 orang.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)