POJOKNEGERI.COM - Hacker Bjorka yang diduga berasal dari Polandia sepertinya mulai membuat sibuk pemerintah.
Terbaru, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut akan ada tim khusus atau timsus bentukan Presiden Jokowi untuk menangani serangan Bjorka.
Sebagai informasi, Bjorka adalah seorang hacker atau peretas yang membocorkan data pribadi masyarakat Indonesia.
Terakhir, ia membeberkan data milik sejumlah pejabat termasuk , diduga data milik Menkominfo Johnny G Plate.
Apa saja fakta-fakta terbaru tim bentukan presiden dan hacker Bjorka ini?
1. Data yang Bocor Disebut Tidak Spesifik
Menkominfo Johnny G Plate angkat berbicara terkait aksi Bjorka membocorkan sejumlah data milik pemerintah. Johnny mengatakan data-data yang disebarkan itu bersifat umum.
Maknanya, data-data yang diretas dan dibocorkan Bjorka saat diperiksa ternyata tidak spesifik serta bukan data ter-update atau terkini.
"Data-data tersebut setelah ditelaah sementara adalah data-data yang bersifat umum. Bukan data-data spesifik dan bukan data-data ter-update," ungkap Johnny G Plate di lingkungan Istana Kepresidenan, Senin (12/9/2022).
2. Ada Timsus yang Dinamai Emergency Response Team
Johnny juga mengatakan dirinya baru melakukan rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Pertemuan itu, kata Johnny, dilakukan untuk menelaah peristiwa peretasan data oleh Bjorka. Lalu, pihaknya juga membentuk tim khusus "emergency response team" untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia.
3. Timsus Dibentuk untuk Menjaga Kepercayaan Publik
Menkominfo menyatakan pembentukan timsus "emergency response team" itu juga untuk menjaga kepercayaan publik.
Johnny kemudian mengaku ada keterbatasan pemerintah dalam melakukan komunikasi publik. Maka, ia mengajak media untuk ikut menjaga kedaulatan dengan tidak memberitakan hal-hal yang membingungkan masyarakat.
Sebab, ada banyak hal-hal teknis yang terkadang salah kutip hingga mengakibatkan satu warga dengan lainnya saling menaruh komentar buruk di media sosial.
4. Penerapan Kerja Timsus Belum Pasti
Johnny tidak menjelaskan kapan tim akan mulai bekerja. Ia bahkan tak menjawab saat ditanya mengenai tugas dan fungsi tim tersebut.
Ia memilih meninggalkan wartawan saat dicecar pertanyaan. Menkopolhukam Mahfud MD juga meninggalkan lokasi wawancara. Dengan kata lain, timsus yang disebut Johnny itu belum pasti.
5. Semua Pihak Diminta Saling Membantu untuk Melawan Bjorka
Menkominfo berharap saat menghadapi serangan peretasan, dapat dibangun kekuatan nasional dan bergotong royong menghadapi semua bahaya, termasuk dalam ruang digital dari semua pihak.
Bahaya dalam ruang digital tersebut, kata Johnny, adalah bentuk tindakan kriminal digital. Hal itu harus dijaga bersama-sama. Berbeda pendapat itu normal dalam demokrasi. Namun, jika untuk kepentingan negara, seluruhnya perlu menjaga kekompakan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)