POJOKNEGERI.COM - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diselenggarakan secara serentak pada November 2024 mendatang.
Menjelang Pilkada 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau semua pihak menjadikan agama sebagai alat untuk berpolitik.
Yaqut mengatakan, agama adalah hal yang sensitif. Oleh sebab itu dikhawatirkan akan menjadi konflik apabila menggunakan agama sebagai propaganda politik.
“Agama itu sangat sensitif, kalau digunakan menjadi alat untuk berpolitik ini akan mengkhawatirkan terjadinya konflik politik kita, demokrasi kita, baik itu Pilkada, Pilpres, Pileg, dan seterusnya,” kata Yaqut di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).
Ia mengatakan agama itu seharusnya digunakan sebagai inspirasi bukan aspirasi. Artinya, dia katakan untuk menjauhkan segala politisasi dengan nilai-nilai agama.
“Saya sampaikan bahwa agama itu seharusnya menjadi inspirasi bukan aspirasi Itu artinya menjauhkan segala politisasi yang menggunakan nilai-nilai agama, karena sangat berbahaya sekali, sangat berbahaya sekali,” ujarnya.
Dia lanjutkan apabila mencari yang terbaik pada Pilkada ini, pilihlah proses yang baik juga dan hindari cara-cara negatif yang dapat merusak.
“Tentu prosesnya juga harus baik dan tidak harus menggunakan cara-cara yang negatif dan merusak,” pungkasnya.
(*)