POJOKNEGERI.COM -- Wali Kota Samarinda, Andi Harun hadir sebagai narasumber di acara workshop dengan tema "Menyiapkan Sumber Daya Manusia Muda yang Nasionalis, Religius dan Berintegritas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman".
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Midtown, Jalan Hasan Basri Samarinda, pada Sabtu (2/11/2023) pagi.
Pada saat berikan materi, Andi Harun menjelaskan leadership adalah sebuah kata yang sering diucapkan tetapi sulit diterapkan mengulangi ritme kepemimpinan membuka pintu menuju kemajuan, seorang pemimpin bukan hanya memimpin, tetapi juga mengirimkan mengantarkan visi menjadi kenyataan.
"Leadership adalah kemampuan untuk membuat delivery, bukan hanya presentasi," kata Andi Harun.
Ia mengatakan bahwa ambisi menjadi politisi saintis mengemuka dan demografi 2045 menjadi peluang besar, tapi juga beban.
"Politisi sejati berfokus pada kontribusi nyata, bukan hanya pencitraan,"
Generasi muda diharapkan menjadi kontributor kesejahteraan dan kebangsaan. Mencatat hasil survey ceking door to door yang menunjukkan ketidaksetaraan bantuan BLT memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan keuangan negara.
"Data pendidikan mencerminkan tantangan. Persentase warga tanpa ijazah dan penurunan anggaran pendidikan menjadi perhatian," ujarnya.
Evaluasi program sebelumnya mengarah pada penurunan anggaran. Pentingnya investasi dalam SDM terungkap, sebagaimana Singapura yang sukses berkat investasi di pendidikan.
"Kunci kemajuan suatu negara terletak pada investasi di pendidikan," tuturnya.
Kesadaran akan konsumsi energi ditekankan. Setiap ruangan harus dimatikan jika tidak terpakai. Standar nasional (SNI) menjadi acuan dalam penggantian kabel. Prinsip hemat energi untuk mendukung keberlanjutan.
"Kemajuan bukan hanya tanggung jawab pemimpin, tapi setiap individu," ucapnya.
AH menjelaskan tentang penekanan pada kepemimpinan yang berkelanjutan memunculkan pemikiran tentang pentingnya konsistensi dalam visi dan misi. Pendekatan calon pemimpin melalui perceived association, tangible program, dan personal quality diungkapkan sebagai kunci keberhasilan.
"Konsistensi dalam kepemimpinan menciptakan kemajuan yang berkelanjutan," ungkapnya.
Transformasi pemimpin melibatkan perubahan mindset, skill sets, dan goal sets. Analogi dengan atlet super seperti Ronaldo menggambarkan pentingnya menjadi kontributor individu sebelum menjadi pemimpin yang unggul.
"Pemimpin sejati harus menjadi kontributor sebelum menjadi pemain hebat,"pungkasnya.
Transformasi ini menjadi kunci bagi Indonesia menuju visi emas 2045, menggabungkan kepemimpinan, pendidikan, dan kesadaran individu dalam satu narasi progresif.
(Adv/Saber)