POJOKNEGERI.COM - Hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto diisukan retak.
Isu kembali mencuat setelah Jokowi curhat ditinggal ramai-ramai pada Kongres III Partai Nasdem di Jakarta Convention Center alias JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2024).
"Saya sangat menghargai jiwa besar Bapak Surya Paloh dan Partai NasDem, walaupun tidak mencalonkan tapi ikut mendukung penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan dan keberlanjutan kebijakan pemerintahan," kata Jokowi.
"Biasanya datang itu ramai-ramai. Terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin, itu tidak dengan Surya Paloh dan tidak juga dengan NaDem," ia menambahkan.
Pernyataan Jokowi ini ramai dikaitkan dengan retaknya hubungan antara Presdien Jokowi dan Presiden tepilih Prabowo Subianto.
Hal ini lantas mendapat tanggapan dari Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro. Ia mengendus upaya adu domba terhadap Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Juri mengatakan ada pihak yang sengaja mengembuskan isu keretakan Prabowo dan Jokowi. Pihak-pihak itu mengaitkan berbagai peristiwa politik dan mengaitkannya dengan keretakan hubungan dua presiden.
"Jika ada mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih saat ini retak adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan," kata Juri melalui keterangan tertulis, Senin (26/8).
Juri memastikan kabar keretakan hubungan Jokowi dengan Prabowo tidak benar. Menurut Juri, Jokowi justru sedang fokus melakukan transisi pemerintahan.
Jokowi, ucapnya, memberi ruang yang luas bagi Prabowo untuk menyusun agenda-agenda strategis. Prabowo dipersilakan menjalankan visi dan misinya demi keberlanjutan pemerintahan selanjutnya.
"Di mana letak keretakannya? Itulah yang menjadi menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden terpilih tegas menampik berbagai spekulasi, rumor bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo," pungkasnya.
(*)