POJOKNEGERI.COM - Presiden Joko Widodo mengingatkan agar Pemilu 2024 hendaknya tidak menyebabkan pertengkaran di tengah masyarakat.
Pesan ini ia sampaikan saat membuka rapat kerja nasional Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Medan, Sabtu (19/8/2023).
Jokowi berpesan, setelah pemilu berakhir, masyarakat semestinya dapat berkawan dan bersatu kembali lagi.
Ia tidak mau ada antartetangga dan antarkawan yang tidak saling menyapa selepas pemilu gara-gara pertengkaran yang terjadi di masa kampanye.
"Walaupun kita berkompetisi, dalam tahun politik ini, kawan adalah kawan. Kalau racing, kalau balapan, boleh-boleh saja, tapi jangan sikut-sikutan apalagi tendang-tendangan, kita ini saudara sebangsa dan se-tanah air, jangan dilupakan itu," ucap Joko Widodo, dikutip dari Kompas.com.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku heran, kadang kala masyarakat di akar rumput ribut soal pemilu, padahal elite-elite politiknya sudah dapat duduk satu meja.
Menurut Jokowi, masyarakat sering lupa bahwa dalam sebuah pertandingan, termasuk pemilu, pasti ada pihak yang menang dan kalah.
Selain itu, Jokowi berpandangan, pihak yang memenangkan pemilu hendaknya mengajak pihak yang kalah untuk bekerja sama.
Sebaliknya, pihak yang kalah mesti membantu pihak yang menang, atau setidaknya tidak mengganggu.
Jokowi menekankan, persatuan dan kekompakan bangsa Indonesia sangat penting dewasa ini.
Ia menyebutkan, negara-negara Eropa kini sedang pusing memikirkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan harga.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa yang ia maksud dengan bersatu bukan sekadar tidak bertengkar.
Apa yang diungkapkan Jokowi merupakan kebijakan yang dilakukannya pada periode kedua kepempimpinannya, di mana ia mengajak rivalnya masuk ke kabinet.
Setelah terpilih sebagai presiden pada 2019, Jokowi mengajak kompetitornya di pemilihan presiden, Prabowo Subianto untuk menjadi menteri di kabinetnya.
Belakangan, Jokowi juga merekrut Sandiaga Uno, bekas calon wakil presiden pendamping Prabowo masuk ke kabinet.
(redaksi)