POJOKNEGERI.COM - Delegasi Amerika Serikat dan Rusia telah menyelesaikan pertemuan untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Delegasi AS yang dipimpin Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov itu digelar selama 4,5 jam di Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (18/2) waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, perwakilan kedua negara membahas negosiasi potensial resolusi di Ukraina.
Pertemuana natara Rusia dan Ukraian ini mendapat kecaman dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal itu lantaran pertemuan kedua negara tanpa partisipasi Ukraina.
Pembicaraan "sedang berlangsung antara perwakilan Rusia dan perwakilan Amerika Serikat. Tentang Ukraina--tentang Ukraina lagi--dan tanpa Ukraina," kata Zelensky selama kunjungan resmi ke Turki seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2025)
Zelensky mengatakan bahwa setiap pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang harus "adil" dan melibatkan negara-negara Eropa, termasuk Turki.
"Ukraina, Eropa dalam arti luas--dan ini termasuk Uni Eropa, Turki, dan Inggris--harus dilibatkan dalam percakapan dan pengembangan jaminan keamanan yang diperlukan dengan Amerika mengenai nasib bagian dunia kita," kata Zelensky saat konferensi pers dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama kunjungan ke Ankara.
Tanggapan Donald Trump
Kemurkaan Zelensky kemudian medapat tanggapan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump menyalahkan Volodymyr Zelensky atas invasi Rusia di Ukraina.
Dalam pernyataan di Mar-a-Lago, Florida, Trump mengatakan keluhan Ukraina karena tidak diajak diskusi bersama AS dan Rusia tak sepatutnya dilontarkan oleh Zelensky.
Trump menilai Zelensky semestinya bisa menyetop perang sejak awal, namun malah tidak dilakukan.
Sekarang, di saat ia punya kekuatan untuk mengakhiri perang, usahanya justru dicibir oleh Zelensky.
"Saya rasa saya punya kekuatan untuk mengakhiri perang ini dan saya kira hal itu berjalan baik. Namun hari ini saya mendengar [keluhan] 'Ah, kami tidak diundang'. Hei, Anda sudah berperang selama tiga tahun. Seharusnya Anda mengakhirinya setelah tiga tahun. [Bahkan] mestinya jangan pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan," kata Trump pada Selasa (18/2), seperti dikutip CNN.
Meski menyemprot Zelensky, Trump sendiri menyatakan bahwa dirinya sebetulnya menyukai Zelensky "secara pribadi".
Kendati begitu, seorang pemimpin berbeda dengan hal-hal yang bersifat pribadi.
"Dia baik, namun saya tidak memedulikan hal pribadi. Saya peduli tentang bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan. Anda memiliki kepemimpinan sekarang yang memungkinkan perang terjadi di mana seharusnya tidak pernah terjadi," ucap Trump.
(*)