POJOKNEGERI.COM - Laksamana TNI Yudo Margono dinilai masih layak menjabat panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hal ini disuarakan Arsyad selaku Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bidang Pertahanan dan Keamanan.
Arsyad mengatakan, hal tersebut dianggap penting dan harus didukung oleh semua kalangan mengigat Indonesia sebagai negara maritim sangatlah tepat Panglima TNI dikomandoi oleh Laksamana Yudo Margono yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Laut.
“Posisi Indonesia sebagai negara maritim sangatlah tepat bahwa Panglima TNI dikomandoi oleh Laksamana Yudo Margono yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Laut. Saya yakin, di bawah kepemimpinan Panglima Yudo Margono, TNI akan lebih mendapatkan peluang untuk menata strategi pertahanan negara yang lebih kokoh.” kata Arsyad di Jakarta, 28 April 2023.
Mengingat bahwa realita hari ini indikasi pelemahan kepercayaan publik terhadapnya, Panglima Yudo menuai sorotan di media dari sejumlah kalangan.
Belakangan ada kejadian yang menampilkan kurangnya kedisiplinan sejumlah oknum prajurit hingga di tengah masyarakat gejolak Kasus Papua. Namun hal tersebut tidak boleh menjadi alasan umum untuk menyimpulkan bahwa Panglima gagal.
Kita support Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk tetap bekerja untuk rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sorotan yang ada baiknya ditanggapi secukupnya saja sebagai masukan untuk lebih baik sambil tetap fokus pada misi Kepemimpinan sebagai Panglima TNI.
Penting untuk fokus untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, menghadapi ketegangan Natuna dan kedisplinan Prajurit.
"Apalagi, Panglima Yudo Margono Pernah mendapat julukan sebagai Bapak Infrastruktur TNI Angkatan Laut saat melaksanakan tugas dengan proritas utama pembangunan SDM dan Peningkatan Teknologi Alutsista serta memperhatikan kesejahteraan Prajurit," tambah Arsyad.
Hal tersebut dianggap strategis untuk memimpin dan memperkokoh pertahanan negara karena Indonesia merupakan negara yang lebih dari 60% wilayahnya adalah perairan.
“kita lihat indikasi konflik Inter negara superpower dunia yang tak kunjung berakhir seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan (laut Natuna). Hadirnya QUAD, AUKUS, dan gen ancaman lainnya membuat suasana tegang perairan indonesia dan ini harus disikapi dengan cara yang benar," ujarnya lagi.
Lanjut ia mengatakan, dibawa kepemimpinan Yudo yang memiliki pengalaman, diharapkan visi Indonesia menjadi poros maritim dunia dapat diwujudkan.
"Mengingat visi besar Indonesia sebagai poros maritim dunia, saya kira di bawah kepemimpinan Panglima Yudo lah waktu yang tepat untuk mewujudkan itu. apalagi Panglima Yudo memiliki pengalaman memimpin pasukan sebagai Pangkogabwilhan I untuk mengerahkan operasi siaga tempur dan menjaga wilayah Laut Natuna Utara pada awal tahun 2020,” Tutup Arsyad.
(Redaksi)