POJOKNEGERI.COM -- Wali Kota Samarinda Andi Harun merespon kabar jetty batu bara diduga ilegal di dekat permukiman warga di RT 35, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.
Keberadaan jetty batu bara diduga ilegal di dekat permukiman warga di RT 35, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda akhirnya direspon Wali Kota Andi Harun.
Meski mengaku baru mengetahui adanya kegiatan jetty diduga ilegal, orang nomor satu di Samarinda itu menegaskan akan turun mengecek langsung terkait aktivitas tersebut.
"Nanti akan kami cek. Itu kapan ditemukannya. Saya baru dapat info soalnya ini," kata Andi Harun ketika diwawancara saar menghadiri HUT Ke-37 Kaltim Post, ditulis, Sabtu (6/1/2024).
Informasi yang baru diperolehnya itu, bahkan seolah memantik rasa penasaran Andi Harun, yang berjanji akan turun langsung ke lapangan.
"Oke nanti saya cek. Kalau perlu nanti saya ke lapangan," tegasnya.
Dengan adanya informasi tersebut, Andi Harun mengucapkan rasa terima kasih sebab dirinya telah mendapatkan informasi adanya dugaan jetty ilegal di wilayah kepemimpinan.
"Oh yang mengumpulkan dari klotok terus diblending. Hari ini kan sudah naik beritanya. Bakal saya telusuri. Terima kasih sudah diberikan informasinya," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Hotmarulitua Manalu memuturkan, mengenai perizinan jetty atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) merupakan kewenangan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda.
"Kalau izin jetty itu izinnya di KSOP. Biasanya pihak KSOP itu kalau mau ngeluarkan izin pasti ke kami dulu. Tapi sejauh ini belum ada," singkatnya yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp.
Sayangnya saat dicoba dikonfirmasi, terkait perizinan jetty tersebut kepada Sony, selaku Kabid Lalu Lintas Angkutan Laut (Lala) KSOP Kelas 1 A Samarinda belum mendapatkan respons.
Diberitakan sebelumnya, tiga gunungan batu bara tampak terlihat tak jauh dari permukiman di lingkungan RT 35, Kelurahan Rawa Makmur.
Tak jauh dari gunungan emas hitam itu, terdapat sejumlah alat berat yang sedang sibuk mengudak-udak tumpukan batu bara yang baru diturunkan dari sejumlah kapal jenis klotok.
Batu bara yang dimuat dengan kapal klotok itu menurut warga bersumber dari tongkang bermuatan batu bara yang biasa hilir mudik melintasi jetty-jetty tersebut.
Warga juga tahu setelah batu bara itu diblending (dicampur) dan ditumpuk hingga menyerupai gunung di satu titik. Selanjutnya batu bara itu akan dijual.
(tim redaksi)