POJOKNEGERI.COM - Anak kepala kampung menjadi korban dari aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Polisi ungkap KKB Papua melakukan pembunuhan kepada anak kepala kampung Pimbinom, Distrik Kuyugawe, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.
Aksi pembunuhan anak kepala kampung oleh KKB Papua itu terjadi sepekan lalu.
DIhimpun, usia anak kepala kampung itu adalah 8 tahun.
Motifnya, disampaikan, lantaran ortu dari korban menolak untuk memberi bantuan makanan kepada KKB.
"Ya kurang lebih sepekan lalu, KKB Egianus Kogoya melakukan teror dan membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom berinisial ST. KKB melakukan pembunuhan itu lantaran orang tuanya tak mau memberikan bantuan makanan kepada mereka," ungkap Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadani kepada wartawan, Minggu (5/3/2023).
Faizal menuturkan peristiwa itu baru diketahui ketika pihaknya melakukan penjajakan terhadap KKB Egianus Kogoya yang menyandera pilot Susi Air, Capt Philip Mark Mehrtens. Saat itu kepolisian mendapat informasi bahwa anak Kepala Kampung Pimbinom dibunuh.
"Kepala kampung berinisial ST tidak bersedia membantu kelompok Egianus Kogoya dkk, yang datang ke kampungnya untuk meminta bahan makanan dan akhirnya anak yang berusia sekitar 8 tahun dengan inisial MT dibunuh oleh Egianus Kogoya sendiri," katanya.
Faizal mengatakan sudah mendapatkan saksi mata yang melihat kekejaman Egianus Kogoya tersebut. Saat ini saksi tersebut tengah dimintai keterangannya terkait pembunuhan yang dilakukan Egianus Kogoya.
"Ada saksi yang kita ambil keterangannya walaupun ada beberapa kendala yakni bahasa, kita coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kogoya dan yang menembak adalah EG," bebernya.
Lanjut Faizal, saksi juga melihat kelompok Egianus Kogoya membawa tiga senapan Laras panjang. Faizal yang juga merupakan Direktur Kriminal Umum Polda Papua menegaskan bertekad untuk menangkap Egianus Kogoya dan juga membebaskan pilot Susi Air.
"Kami terus bertekad untuk berusaha untuk mendapatkan dan menemukan dan menyelamatkan pilot Philips Mark," ujarnya.
(redaksi)