POJOKNEGERI.COM - Emha Ainun Nadjib menjawab soal ceramah Jokowi Firaun yang viral di media sosial.
Saat hadir dalam acara Mocopat Syafaat dan Tawashshulan di Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY, Selasa (17/1) malam, Cak Nun pun akui dirinya mendapat banyak cemoohan.
"Saya dinesoni wong sak mono okehe, sak Indonesia, sak donya (saya diamuk orang segitu banyaknya, se-Indonesia, sedunia)," katanya.
Meski demikian, ia mengaku tak marah kepada siapa saja yang menghina dirinya usai ceramah Jokowi Firaun itu beredar di media sosial.
"Saya tidak marah kepada siapa pun yang menghina saya, yang merendahkan saya," kata Cak Nun.
Akan tetapi, dia memilih bertawakal, karena ia percaya ini adalah ujian dari Sang Pencipta saat dirinya tulus berupaya berkontribusi melalui dakwah demi meningkatkan kualitas iman dan bernegara masyarakat.
"Sampai hari ini pun saya bersyukur kepada Allah karena saya tidak punya kebencian kepada mereka semua yang menghina saya, tidak punya. Sampai hari ini. Jadi di puncak kesengsaraan ini saya dikasih ujian terberat oleh Allah. Makanya saya menyebut malam ini kan malam yang sangat khusyuk dan sangat nikmat. Bagi saya ini indah. Ini puncak keindahan," ujarnya.
Cak Nun mengaku 'kesambet' dan secara spontan mengaitkan materi ceramahnya tempo hari dengan tokoh Firaun, Haman, dan Qorun. Dia tak paham apa yang merasuk ke dalam dirinya waktu itu.
"Moro-moro cangkeme makpecotot (tiba-tiba dari mulut keluar) Firaun, Haman, Qorun, kui. Itu di luar rencana saya dan sama sekali di luar kontrol saya. Maka tadi saya bikin video sama Sabrang, judulnya Mbah Nun Kesambet. Tolong dibaca," tegasnya.
Menurutnya, apa yang menguasainya waktu itu bisa saja iblis, malaikat, dajjal, atau merupakan bentuk campur tangan Allah. Dalam pandangan Maiyah, ada lima hal yang mampu membuatnya berbuat demikian. Yakni, karena hidayah, amr, idlal, thariqun, atau istidraj.
"Kemungkinan, itu bisa perintah Allah, memang Allah merintah saya sebagaimana peristiwa yang dulu-dulu. Atau Allah memberi hidayah kepada saya kemudian saya maintain, atau Allah istidraj atau mbombong saya, atau Allah menyesatkan saya, atau Allah meninggalkan saya. Kalau Allah nggak mengizinkan kan aku ora mecotot metu (nggak keluar dari mulut saya). Jadi saya tawakal, terserah kepada Allah, tapi siap menghadapi segala sesuatunya," tegasnya.
(redaksi)