POJOKNEGERI.COM - Melimpahnya 'harta karun' yang terdapat di Indonesia, membuat banyak negara berbondong-bondong ingin merebutnya, termasuk yang terjadi pada jaman penjajahan.
Kini, Indonesia sudah merdeka, namun masih banyak negara lain yang menginginkan 'harta karun' di Tanah Air.
Bahkan, hasil alam nusantara juga dijual ke berbagai negara termasuk Eropa dan negara tetangga seperti Malaysia.
Berikut ini lima 'harta karun' Indonesia dari sektor sumber daya alam (SDA), seperti dilansir dari CNBC Indonesia:
1. Batu Bara
Beberapa waktu lalu, Indonesia sepakat untuk meningkatkan ekspor energi ke negeri Jiran, Malaysia. Salah satu komoditas yang akan diekspor adalah batubara.
Malaysia sudah sejak lama menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, tidak terkecuali untuk sektor energi.
Malaysia sebagai negara tetangga terdekat, merupakan tujuan ekspor dari produk energi Indonesia khususnya batu bara.
Malaysia merupakan tujuan ekspor berbagai produk non-migas unggulan Indonesia.
Pada 2021, nilai ekspor Indonesia ke Malaysia menunjukkan nilai yang menggembirakan.
Ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD 10,64 miliar atau tumbuh 52,65% dibanding pada 2020.
Sementara itu surplus perdagangan antara Indonesia Malaysia tersebut masih dapat terus ditingkatkan.
Pada 2021, Indonesia mencapai surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar USD2,56 miliar.
Kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di Malaysia sangat besar, sehingga hal ini menjadi pendorong bagi Indonesia untuk tetap menjaga neraca perdagangan tetap surplus dengan Malaysia.
Indonesia merupakan negara pengekspor batubara terbesar bagi Malaysia.
Pada 2021, Malaysia mengimpor batubara sebanyak RM16,6 miliar dengan 73,8%-nya berasal dari Indonesia.
Sementara untuk tahun ini, Pemerintah mengekspor batu bara ke Malaysia dengan nilai mencapai USD2,64 miliar untuk tahun kontrak 2022.
Batuan panas ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia.
2. Nikel
Indonesia dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor produk olahan nikel nasional pada kuartal I 2022 berjumlah 115,52 juta kg.
Volume tersebut melonjak 518,82% dibandingkan ekspor di periode sama tahun 2021 yang berjumlah 18,67 juta kg.
Nilai ekspor nikel Indonesia per kuartal I 2022 sebesar USD898,39 juta, meningkat 330,43% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya USD208,7 juta.
Ekspor nikel ke Malaysia sebanyak 10,52 juta kg (USD69,9 juta) untuk menjadi negara ke empat terbesar tujuan ekspor.
Sementara itu Pemerintah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi industri di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah.
Hal ini dibuktikan dengan kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas tambang unggulan dalam bentuk mentah seperti nikel.
3. Besi dan Baja
Indonesia merupakan negara eksportir ke-enam terbesar ke Malaysia setelah China, Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan Taiwan.
Beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup tinggi, salah satunya besi dan baja naik sebesar 65,89% pada akhir 2021.
Jenis baja yang diimpor Malaysia di antaranya berupa produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO) yang pada 2021 dilakukan melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten.
4. Bahan Bakar Mineral
Indonesia masih mengirimkan bahan bakar mineral dengan jumlah tinggi ke Malaysia.
Berbagai jenis bahan bakar mineral seperti solar dan BBM ramah lingkungan masih bernilai tinggi di negara tersebut.
5. Tembaga
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tembaga di dunia yang memberikan peluang untuk menguasai pangsa pasar dunia.
Ekspor tembaga asal Indonesia ke Malaysia pada akhir 2021 tercatat meningkat sebesar 265,11%.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor bijih tembaga Indonesia selama 2020 meningkat dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.
(redaksi)