POJOKNEGERI.COM - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri menjawab isu penting terkait kebakaran yang marak di kota Samarinda.
Salah satu isu yang mendapat sorotan tajam adalah tingginya angka kejadian kebakaran di Samarinda sepanjang tahun 2023, yang tercatat sebanyak 258 kali dengan kerugian material yang cukup besar, termasuk kehilangan 301 unit rumah.
Kebakaran yang sering terjadi di kota dengan kepadatan pemukiman yang tinggi ini, menurut data, telah memicu kesadaran masyarakat untuk membentuk berbagai komunitas pemadam kebakaran dan tim rescue berbasis masyarakat. Saat ini diperkirakan ada lebih dari 135 satuan relawan yang tergabung, dengan lebih dari 1.400 relawan yang siap membantu.
Calon Wakil Wali Kota, Saefuddin Zuhri, menjelaskan bahwa salah satu fokus utama dalam mengatasi masalah kebakaran adalah pemberdayaan relawan banyak relawan, terutama yang terlibat dalam pemadaman kebakaran, menggunakan peralatan yang tidak memadai, termasuk kendaraan pribadi.
"Relawan-relawan, terutama yang bergerak di bidang pemadam kebakaran, banyak yang menggunakan kendaraan pribadi. Mereka belum banyak tersentuh oleh negara. Kami akan memastikan bahwa mereka mendapat kendaraan operasional yang layak, agar dapat bekerja dengan cepat dan efisien,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa selain kendaraan, mereka akan memperhatikan fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh para relawan agar mereka bisa terus menjalankan tugas mulia mereka.
"Semoga sinergi antara pemerintah dan relawan ini dapat terjalin dengan baik, sehingga mereka bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan kebakaran di Samarinda," tuturnya.
Sementara itu, Calon Wali Kota Andi Harun menekankan pentingnya pengembangan kapasitas relawan dan memperkuat infrastruktur penanggulangan kebakaran di kawasan yang rawan bencana.
"Selain pengembangan kapasitas relawan kami juga akan memperkuat sistem pemadam kebakaran dengan menambah jumlah hydrant di berbagai titik terutama di kawasan yang rawan kebakaran. Saat ini, kami sudah memiliki banyak unit hydrant baik yang dimiliki pemerintah maupun kelompok relawan, namun masalah yang sering terjadi adalah kurangnya sumber air di sekitar lokasi kebakaran,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya, memperkuat jaringan hydrant di tingkat RT akan menjadi prioritas dalam program mitigasi kebakaran.
Samarinda yang memiliki banyak gang sempit dan akses terbatas memang membutuhkan strategi yang tepat dalam menghadapi bencana kebakaran maka dari ity pentingnya pelatihan dan pemberian peralatan yang memadai bagi relawan.
“Relawan-relawan ini tidak hanya bekerja keras, tetapi juga dengan hati. Mereka patut mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih," pungkasnya.
(tim redaksi)