POJOKNEGERI.COM - Di pekan ini, tagar #MegaDikudeta sempat trending di media sosial Twitter.
Awalnya, tagar #MegaDikudeta sudah muncul sejak Kamis (27/10/2022).
Tagar #MegaDikudeta tersebut berisi cibiran kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Selain itu juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDI-P di tahun 2024.
Adanya kabar ini, Ketua DPC PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo bereaksi keras terhadap tagar tersebut.
"Saya selalu menyampaikan, ibaratnya ketua umum saya ini ada yang mencubit. Saya ikut sakit, yang mencubit pasti saya cari," kata Rudy sapaan akrabnya, di Pucang Sawit, Jumat (28/10/2022).
Baginya Megawati Soekarnoputri merupakan sosok negarawan.
Hal ini terlihat jelas saat pemilu 2014 lalu. Saat itu banyak yang mendesak Megawati menjadi calon presiden tapi malah memilih mengusung Presiden Jokowi.
"Buktinya sudah jelas, sewaktu dirinya didesak menjadi calon presiden 2014. Tapi karena kepentingan untuk bangsa dan negera. Beliau masih kurang apa ? Mau jelek-jelekan Bu Mega seperti apalagi?," ungkapnya.
Menurutnya, tagar tersebut berpotensi adanya pecahan di badan internal partai dan membuat gaduh di masyarakat.
"Justru itulah yang ingin memecah belah PDI Perjuangan. Saya tegaskan lagi, yang namanya Profesor Doktor H. Megawati Soekarnoputri, adalah negarawan. Beliau selalu lebih mementingkan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, keluarga maupun golongan," tegas Rudy.
Disinggung soal banyaknya keinginan Ganjar Pranowo maju sebagai Calon Presiden 2024, Rudy menegaskan semua keputusan di tangan ketua umum.
"Semua orang boleh menginginkan. Tapi yang calon presiden dan wakil presiden itu kewenangan Ketua Umum yang diberikan kewenangan saat kongres atau mandat kongres mulai Wali Kota, Gubernur itu rekomendasi dari Ketua Umum," ujarnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)