Sementara itu, calon Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menambahkan pandangannya mengenai solusi jangka panjang terhadap kemacetan di kota Samarinda antisipasi kemacetan di masa depan harus melibatkan penggunaan transportasi massal. Namun, ia juga mengingatkan bahwa antara teori dan praktik di lapangan tidak selalu berjalan sesuai harapan.
“Secara teoritis, antisipasi ke depan adalah penggunaan transportasi massal. Tetapi, kita tahu bahwa antara teori dan praktik itu seringkali tidak berbanding lurus. Seperti di Jakarta meskipun ada LRT dan MRT, kita masih berbicara tentang perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan jalan,” ungkap Andi Harun.
Ia mengungkapkan untuk mengatasi kemacetan secara praktis, salah satu langkah yang saat ini sedang dilakukan adalah dengan pelebaran jalan dan rehabilitasi trotoar di beberapa titik di kota solusi tersebut hanya bersifat sementara jika tidak diikuti dengan perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan jalan.
“Kami sedang melakukan pelebaran jalan dan rehabilitasi trotoar. Namun, ke depan kami juga akan memperkenalkan transportasi massal sejak 2025 dan mengembangkan jalan-jalan baru sebagai alternatif,” jelasnya.
Selain itu, Andi Harun juga menekankan bahwa pengelolaan jalan dan perilaku pengguna jalan sangat berpengaruh dalam mengurangi kemacetan.
“Penting untuk memahami bahwa perilaku kita sebagai pengguna jalan juga harus berubah semua ini akan dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih baik, yang dapat mengurangi kemacetan dan membuat Samarinda lebih nyaman untuk ditinggali,”pungkasnya.
(Redaksi)