POJOKNEGERI.COM - Film Everything Everywhere All at Once borong penghargaan pada Piala Oscar 2023.
Dilansir dari Kompas.com, kemenangan dari kategori Best Picture atau Film Terbaik semakin melengkapi pesta besar Everything Everywhere All at Once.
Dari 11 nominasi yang didapat, film garapan duo sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert itu total membawa pulang tujuh Piala Oscar.
Everything Everywhere All at Once juga tercatat sebagai peraih Film Terbaik dengan penghargaan terbanyak setelah era Slumdog Millionaire pada 2008.
Saat itu, film arahan Danny Boyle sukses menorehkan delapan kemenangan, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, hingga Naskah Adaptasi Terbaik.
Tak ada film lain yang berhasil memenangkan kategori Film Terbaik dan berjaya di beberapa kategori lain setelahnya.
The Hurt Locker merupakan pemenang Film Terbaik Oscar 2010 yang paling mendekati pencapaian Slumdog Millionaire dengan enam kemenangan.
Dalam kategori Film Terbaik tahun ini, Everything Everywhere All at Once bersaing dengan All Quiet on the Western Front, Avatar: The Way of Water, The Banshees of Inisherin, Elvis, The Fabelmans, Tar, Top Gun: Maverick, Triangle of Sadness, dan Women Talking.
Academy Awards ke-95 diselenggarakan dengan meriah di Dolby Theatre di Los Angeles, Minggu (12/3/2023) waktu setempat.
Sinopsis Everything Everywhere All at Once
Film Everything Everywhere All at Once ini dibuka dengan memperlihatkan bagaimana Evelyn Quan Wang (Michelle Yeoh) dihadapkan dengan rentetan masalah.
Suaminya, Waymond Wang (Ke Huy Quan) meminta cerai saat ia kedatangan ayahnya, Gong gong (James Hong) dari China.
Sementara itu ia juga dihadapkan oleh situasi di mana putri satu-satunya, Joy (Stephanie Hsu), menyukai sesama jenis.
Evelyn dan suaminya adalah imigran asal China yang sedang menjalankan bisnis penatu di Amerika. Ia harus terlihat sukses di depan ayahnya.
Ia tidak dapat menyelesaikan deretan masalahnya tersebut dalam waktu bersamaan.
Di saat bersamaan ia harus menemui agen pajak, Deirdre Beaubeirdra (Jamie Lee Curtis), soal laporan pendapatannya yang bermasalah.
Namun, hari itu segalanya berubah ketika muncul Waymond dari semesta lain. Yaitu Alpha Waymond, suaminya itu mencoba menjelaskan bahwa multiverse itu nyata.
Alpha Waymond meminta bantuan Evelyn untuk menyelamatkan semesta dari ancaman Jobu Tupaki yang berniat menghabisi seluruh multiverse dengan menyisakan nol semesta.
Ia menyakinkan bahwa hanya istrinya itulah yang bisa mampu melakukannya. Evelyn, kata Waymond, adalah satu-satunya harapan yang bisa menghentikan Jobu Tupaki karena ikatan keduanya.
Untuk mengalahkan Jobu Tupaki, Evelyn harus menghubungkan pikirannya dengan berbagai varian dirinya, di manapun mereka berada, terjadi secara bersamaan.
Hal ini agar Evelyn dapat mengakses segala memori dan kemampuan variannya, membuatnya bereaksi terhadap segala serangan dari Jobu Tupaki.
Evelyn pun terlempar ke dunia paralel dimana ia memiliki kekuatan sebagai seorang pahlawan penyelamat dunia. Ia pun memulai petualangannya menebus multiverse.
Dari yang awalnya hanya wanita biasa saja, kini Evelyn harus menjelajahi ratusan dunia paralel lain demi mengejar seorang penjahat yang hendak meengacaukan alam semesta.
Konsep Multiverse bukanlah sesuatu yang baru lagi. Namun, konsep ini populer di film garapan produksi Marvel.
Film Everything Everywhere All at Once merupakan produksi dari A24.
Sejak kemunculan film ini menarik perhatian dengan konsep ragam multiversi atau dunia multidimensi yang dihadirkan.
Memiliki genre drama, komedi, action, dan sci-fi, film Everything Everywhere All at Once menyuguhkan cerita menarik.
Film ini ditulis langsung oleh duo Daniel yang juga bertindak sebagai sutradara.
Dibutuhkan fokus yang baik ketika menontonnya.
Duo Daniel berhasil membawa alur cerita dengan kehadiran dialog yang penuh pesan.
Pada babak pertama, penonton diajak mengenal plot dan karakter yang membawa kepada rasa penasaran.
Selanjutnya babak kedua dan ketiga, film ini menyelam lebih dalam lewat konflik yang disajikan.
Plot twist dikemas dengan sangat baik.
Kehadiran sinematografinya pun memanjakan mata. Selanjutnya visual efek yang ditampilkan mampu membuat penonton terpukau.
Film ini nyaris sempurna dari berbagai sisi, di antaranya kekuatan cerita, visual, maupun akting yang mumpuni.
(redaksi)