POJOKNEGERI.COM - Pemimpin kelompok teroris Al Qaeda, Ayman Al-Zawahiri tewas usai adanya serangan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan hal itu, seperti diberitakan DW, 2 Agustus 2022.
Ayman Al-Zawahiri adalah salah satu tersangka di balik serangan 9/11.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada hari Senin (1/8/2022) bahwa Al-Zawahiri yang berusia 71, telah memimpin Al Qaeda sejak Osama bin Laden tewas dalam operasi AS di Pakistan pada 2011.
"Keadilan telah ditegakkan," kata Biden setelah mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa al-Zawahiri terbunuh.
"Pemimpin teroris ini telah tiada." ujarnya.
Sebagai background, AS melakukan serangan selama akhir pekan di Afganistan, tetapi memilih untuk menunda merilis informasi sampai kematian al-Zawahiri dapat dikonfirmasi, kata para pejabat sebelumnya pada hari Senin (01/08).
Biden menegaskan bahwa operasi kontra terorisme itu "berhasil" dan bahwa "tidak ada korban sipil".
Siapa Ayman Al-Zawahiri?
Ayman al-Zawahiri, seorang dokter ahli bedah Mesir, diidentifikasi sebagai salah satu dalang serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Pemimpin Al Qaeda itu lahir pada tahun 1951 dari keluarga kelas atas terkemuka di Kairo.
Sebagai seorang remaja, ia bergabung dengan kelompok Islam terlarang Ikhwanul Muslimin. Dia termasuk di antara ratusan orang yang ditangkap dan dituduh terlibat dalam pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1981. Meskipun dibebaskan dari tuduhan, dia menghabiskan tiga tahun di penjara Mesir atas kepemilikan senjata.
Dia melakukan perjalanan ke Afganistan setelah pembebasannya, di mana dia mengenal bin Laden dan berpartisipasi dalam pertempuran melawan pasukan Soviet.
Al-Zawahiri diyakini telah menjalin ikatan yang kuat dengan bin Laden pada akhir 1980-an ketika dia merawatnya di gua-gua Afganistan di tengah pemboman Soviet. Dia kemudian naik menjadi komandan kedua Al Qaeda pada tahun 1998.
Sejak pembunuhan bin Laden oleh pasukan AS pada 2011, al-Zawahiri menduduki puncak daftar buronan paling dicari oleh FBI, dengan imbalan hadiah $25 juta (Rp371 miliar) untuk siapapun yang berhasil menemukan keberadaannya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)