POJOKNEGERI.COM - Ganjar Pranowo ditetapkan sebagai bakal calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, di Istana Batutulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).
Yang menjadi perhatian bukanlah sosok Ganjar Pranowo, namun tempat penetapan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) tersebut sebagai capres pada Pemilu 2024, yakni di Istana Batutulis.
Ternyata Istana Batutulis telah berdiri kokoh sejak Indonesia berada di era kerajaan.
Sejarah Istana Batutulis Bogor tak lepas dari namanya yang berkaitan erat dengan Prasasti Batutulis.
Menurut catatan sejarah, seperti dilansir dari detik.com, Prasasti Batutulis dibangun pada tahun 1533 oleh Prabu Surawisesa sebagai peringatan terhadap ayahandanya Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Pajajaran.
Di sini banyak terdapat batu dengan bentuk yang tidak biasa.
Prasasti Batutulis sendiri pun menjadi bagian dari sejarah yang tidak terpisahkan dari asal-usul Kota Bogor.
Keberadaan Istana Batutulis Bogor sendiri berada di kompleks bangunan bersejarah yang bernama Hing Puri Bima Sakti.
Lokasi Istana Batutulis Hing Puri Bima Sakti berada di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Bogor, Jawa Barat, dan berdiri di atas lahas seluas 3,8 hektare.
Menurut catatan sejarah, pembangunan kompleks bangunan itu dilakukan setelah seorang ahli gunung berapi bernama Abraham Van Riebeeck berkunjung pada 1702.
Saat itu, Van Riebeeck ditugaskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia (kini Jakarta) untuk memeriksa kondisi Buitenzorg (Bogor) setelah letusan Gunung Salak pada 1699.
Van Riebeeck pun kemudian dipersilakan membangun sebuah tempat peristirahatan untuk memantau aktivitas Gunung Salak.
Kompleks bangunan itu yang saat ini kemudian menjadi cikal bakal Istana Batutulis.
Tempatnya tidak jauh dari lokasi Prasasti Batutulis yang diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Lantas pada 1960-an, Presiden Soekarno membeli tanah di sekitar tempat peristirahatan tersebut.
Soekarno kala itu meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk merancang sebuah bangunan untuk rumah tinggal dan tempat peristirahatan.
Karena itu, sejumlah elemen gaya bangunan Istana Batutulis mirip dengan Istana Tampaksiring di Bali lantaran arsiteknya pun sama.
Setelah Soekarno wafat, pengelolaan Istana Batutulis diambil alih pemerintah Orde Baru.
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 1973, Istana Batutulis Bogor yang terletak di atas tanah milik Bung Karno adalah milik negara.
Dan penggunaan Istana Batutulis pun telah diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baru pada pemerintahan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, pengelolaan Istana Batutulis diserahkan kembali kepada ahli waris Soekarno.
Dalam sejarah Istana Batutulis Bogor, selama ini sejumlah pertemuan penting pernah terjadi di tempat ini.
(redaksi)