POJOKNEGERI.COM - Rusia melarang 384 anggota parlemen Jepang memasuki wilayahnya.
Hal itu merupakan tanggapan terhadap Tokyo yang menyelaraskan diri dengan sanksi internasional terhadap Moskow atas perangnya terhadap Ukraina.
Kementerian luar negeri Rusia pada hari Jumat memasukkan daftar hitam anggota parlemen Jepang, menyebutkan nama mereka di situs webnya dan menuduh mereka mengadopsi posisi anti-Rusia yang tidak bersahabat.
Terutama dengan mengungkapkan tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia mengenai operasi militer khusus di Ukraina.
Tokyo sebelumnya memukul Rusia dengan sanksi keras karena menginvasi Ukraina, bergabung dengan G7 dalam membekukan aset bank sentral Rusia.
Ketegangan antara Tokyo dan Moskow telah meningkat sejak pasukan Rusia menyatakan perang terhadap Kyiv.
Pada bulan Februari, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa dia mengirim pasukan ke Ukraina, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut langkah Moskow sebagai pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Ukraina dan hukum internasional.
“Tindakan Rusia sangat jelas merusak kedaulatan Ukraina dan bertentangan dengan hukum internasional. Kami sekali lagi mengkritik langkah-langkah ini dan sangat mendesak Rusia untuk kembali ke diskusi diplomatik, ”katanya saat itu.
Pada 1 Juli, Rusia menerbitkan sebuah dekrit yang mengalihkan saham Jepang dalam proyek minyak dan gas Sakhalin-2 di Sakhalin, sebuah pulau di timur jauh Rusia, kepada operator Rusia.
Sebagian besar keluaran gas alam cair (LNG) proyek Sakhalin-2 sampai saat ini telah dikirim ke Jepang.
Tokyo sebelumnya mengindikasikan berharap untuk mempertahankan sahamnya, dengan mengatakan partisipasi dalam proyek itu penting untuk keamanan energinya karena Jepang sangat bergantung pada impor bahan bakar fosil.
Sekitar 8 persen impor LNG Jepang sejauh ini berasal dari Rusia.
Pada bulan Mei, kementerian luar negeri Rusia mengatakan telah melarang masuknya beberapa lusin pejabat Jepang, termasuk Perdana Menteri Kishida, karena Tokyo bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)