POJOKNEGERI.COM - Di tengah meningkatnya tensi politik pasca pemungutan suara Pemilihan Presiden, 14 Februari 2024 lalu, dua tokoh nasional yang saling "berseberangan" bertemu.
Dia adalah Surya Paloh dari kubu paslon nomor 01, dengan Presiden Joko Widodo, yang dituding mendukung paslon nomor urut 2.
Pihak Istana menyebut sebelumnya Surya Paloh memohon untuk menghadap Jokowi.
"Sebelumnya, Bapak Surya Paloh menyampaikan permohonan untuk menghadap Bapak Presiden," ucap Koordinator Staf Presiden Ari Dwipayana, dikutip dari detik.com.
Atas permohonan tersebut, Jokowi menerima Surya Paloh.
Pertemuan pun berlangsung di Istana Merdeka.
Diketahui, Surya Paloh meninggalkan Istana sekitar pukul 20.02 WIB.
Surya Paloh diduga menaiki mobil Lexus berwarna hitam.
Dari informasi yang didapat, Paloh sebelumnya tiba di Istana sekitar pukul 18.46 WIB, Minggu (18/2/2024).
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni membenarkan bila Ketum Surya Paloh dipanggil Jokowi.
Sahroni menyebut pertemuan kedua tokoh ini bisa saja untuk silaturahmi.
"Benar sekali (ke Istana). Mungkin silaturahmi saja kali," ucap Ahmad Sahroni.
Di sisi lain, Pengamat politik Jerry Massie mengatakan, peta koalisi segera berubah.
Prabowo-Gibran yang tadinya didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM), terdiri dari Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, Partai Gelora, Partai Prima, Partai Garuda dan PSI, tampaknya akan kedatangan 'tamu' baru.
Menurut Jerry, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan NasDem bakal bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
Menurut Jerry, ada dua indikator kuat PKS bakal bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
Pertama, dalam beberapa kesempatan Pilpres, PKS selalu mendukung Prabowo.
Jadi antara Gerindra-PKS punya masa lalu yang indah. Hubungan mereka pun baik-baik saja.
Kedua yakni faktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat.
"Saya pikir PKS pernah masuk kabinet SBY saat mereka berkoalisi pada 2004 silam. Apalagi sebelum hengkang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju Demokrat terlihat mesra di Koalisi Perubahan," tutur Pengamat politik Jerry Massie.
Direktur P3S ini juga menyebut PKS dan Jokowi punya kenangan indah saat bersama-sama menjadi koalisi saat ayah kandung Gibran tersebut menjadi Wali Kota Surakarta beberapa waktu silam.
Lalu, Partai Nasdem juga kemungkinan bergabung dukung Prabowo-Gibran.
Masuknya PKS dan Partai Nasdem ini lanjut Jerry bakal mengulang terjadinya koalisi tambun 2019, di mana ada sembilan partai politik yang bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. (*)