POJOKNEGERI.COM - Pengamat Tata Kota dari Universitas Mulawarman, Warsilan beri respon perihal adanya niatan Pemkot Samarinda untuk penanggulangan banjir dengan membuat polder di Lapangan Voorvo Samarinda.
Sebelumnya diketahui, Wali Kota Samarinda Andi Harun sempat mendatangi kawasan itu dan menegur seorang pria mengaku pengawas.
Informasi dihimpun, pada kawasan itu akan dibangun area sarana olahraga, berbeda dengan yang direncanakan Pemkot Samarinda, yakni untuk daerah resapan air atau pun untuk polder.
Terkait itu, Warsilan menitikberatkan pada dua hal.
Pertama, adalah melihat dulu fungsi kawasan tersebut.
"Lihat dulu tata ruangnya. Kalau tidak salah itu kawasan perumahan/ permukiman di kawasan itu. Kalau kawasan perumahan, maka wajar saja perlu adanya RTH atau daerah untuk resapan air," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa kalau dilihat dari topografi, daerah itu memang digunakan sebagai aliran air.
"Kalau dilihat dari kawasan Voorvo atau Ramania, itu kan cukup tinggi. Nah, air dari atas itu mengalir ke bawah, tak bisa ke Swadaya (kawasan), tetapi ke bawah dan mengumpul di area Polder yang ada di dekat Mall Lembuswana," ucapnya.
Aspek kedua yang ia sebut kemudian adalah soal kemanfaatan.
"Ya dilihat kemanfaatannya. Apakah perlu daerah resapan air atau sarana olahraga? Kalau saya rasa, sudah tepat untuk RTH atau kawasan pengendalian banjir. Karena dilihat lagi, run off aliran air dari atas (kawasan Voorvo dan Ramania) itu cukup tinggi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (6/1/2022), Wali Kota Samarinda Andi Harun tampak mendatangi lahan di pinggir jalan, atau dikenal sebagai Lapangan Voorvo yang berdekatan dengan Mal Lembuswana Samarinda.
Dalam kedatangannya itu, Andi Harun tampak berbincang dengan seorang pria.
Dalam rekaman video yang didapatkan tim redaksi, ia tampak mempertanyakan pria itu mengapa masih melakukan pekerjaan.
"Kenapa nekat melanjutkan? Sebutkan siapa nama yang memerintahkan?" ujarnya.
Pertanyaan itu kemudian dijawab pria berbaju hitam dan tas selempang itu dengan kata "tidak tahu".
Sontak, Andi harun kemudian memberi pertanyaan lagi.
"Tak tahu kok sampeyan bisa kerja. Berarti inisiatif sendiri?," ujarnya.
Pria itu kemudian menjawab dia hanyalah seorang pengawas.
Dalam video itu pula, terdengar bahwa Andi harun sempat mengungkapkan bahwa dalam melakukan pekerjaan, ada beberapa persyaratan yang belum lengkap.
"Baru OSS pematangan lahan kalian kantongi, sudah mulai kerja. Izin harus lengkap dulu baru orang kerja. Apalagi, peralatanmu sudah di-police line kalian nekat melakukan pekerjaan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Wali Kota untuk Percepatan Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda Safaruddin, beri penjelasan terkait dengan peristiwa tersebut.
Ia juga hadir saat Andi Harun bertemu dengan pria di kawasan Lapangan Bola Voorvo tersebut.
"Intinya, itu lapangan bola ditutup. Sudah di police line, proyek disetop, dihentikan, karena persyaratan-persyaratan terjadap proyek itu belum dipenuhi," ujarnya.
Tetapi, soal persyaratan, yang jauh lebih penting adalah, bnahwa wilayah itu termasuk daerah resapan air, yang direncanakan sebagai polder air, daerah penanggulangan banjir," ucapnya.
Soal pengawas tadi, Safaruddin sebut bahwa kawasan itu justru akan dibangun mini soccer.
"Kan sudah dilakukan pengerukan (untuk mini soccer). Yang pasti Pak Wali setop pengerjaan proyek, police line dan rencana dalam satu dua hari ini, tadi sudah dipasang pemberitahuan pengumuman segel," ucapnya.
Daerah itu Safaruddin tekankan lagi sudah menjadi daerah untuk penanggulangan banjir.
"Penanggulangan banjir yang sudah menjadi kesepatakan antara pemerintah kota, pemerintah provinsi dan badan wilayah sungai," ujarnya.
Oleh karenanya, kami ajak semua pihak, baik itu pemerintah ataukah pengusaha, marilah sama-sama bersinergi dalam rangka penaggulangan banjir Kota Samarinda," ujarnya.
(redaksi)