POJOKNEGERI.COM - Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Samarinda menggelar Exposé final report Kajian akademis mengenai potensi dan pengembangan lahan pertanian berbasis komoditas pangan dan hortikultura pada Rabu (29/5/2024).
Kegiatan yang digelar di Aula Kantor Inspektorat Samarinda, Jalan Dahlia Samarinda itu dibuka langsung Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi.
Dalam kegiata ini juga melibatkan Universitas Politeknik Pertanian (Politani) Negeri Samarinda.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bapperinda Samarinda, Ananta Fathurrozi dalam laporannya mengatakan maksud diadakan kegiatan itu sebagai salah satu cara bagi Samarinda dalam menghadapi tantangan sebagai penyangga IKN terhadap ketersediaan lahan pertanian.
Ia menyebut tujuan kegiatan itu untuk menentukan dan memetakan lokasi ideal terhadap pengembangan lahan pertanian dalam memberikan landasan strategis untuk perencanaan pembangunan Samarinda ke depan.
Sementara, tim ahli penyusun kajian dari Politani Negeri Samarinda, Suparjo dalam paparannya menjelaskan penurunan terhadap lahan pertanian di samarinda pastinya akan berpengaruh terhadap konsumsi kebutuhan pangan seiring bertambahnya jumlah penduduk seiring dengan keberadaan IKN di Kaltim.
“Atas kasus ini maka dianggap penting untuk dilakukan kajian akademis terhadap kebutuhan pola ruang pertanian dan potensinya dengan kondisi jumlah penduduk saat ini,” jelasnya.
Ia menyimpulkan, dengan pola ruang luas lahan tanaman pangan di Samarinda yang mencapai 1,012 hektare, maka berdasarkan kajian kesesuaian ada tiga komoditas yang cocok ditanam dengan luasan lahan tadi diantaranya jahe, ubi jalar dan ubi kayu.
“Sedangkan untuk rencana aksi kami merekomendasikan tanaman hortikultura bisa memaksimalkan lahan pekarangan atau lahan yang belum terbangun dengan menanam cabe, tomat dan jahe,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Rusmadi dalam sambutannya mengapresiasi Bapperinda Samarinda yang sudah mengambil langkah untuk melakukan kajian akademis terhadap potensi lahan pertanian seiring dengan potensi bertambahnya jumlah penduduk.
“Dan saya juga mengapresiasikan kepada para akademisi dari Universitas Politeknik Pertanian yang sudah meluangkan waktu khusus untuk berbicara dan berdiskusi terkait kondisi pangan pada moment kali ini,” ucap Rusmadi.
Karena menurut Rusmadi yang juga Dosen Pertanian dari Universitas Mulawarman ini, mengatakan jika berbicara terkait pangan berarti juga berbicara tentang kenegaraan.
Bahkan dalam arahannya pagi itu, ia teringat kutipan dari Presiden RI pertama Soekarno yang mengatakan persoalan pangan berarti berkaitan dengan hidup dan matinya sebuah negara.
Oleh sebab itu, ia menepatkan masalah pertanian dan pangan ini sangat penting untuk meyakinkan jika urusan pangan juga menjadi urusan semua pihak.
Untuk itu, Rusmadi berharap hasil kajian ini bisa diimplementasikan saat di lapangan demi pengembangan lahan pertanian di samarinda.
“Karena hal-hal sederhana seperti urusan cabe dan bawang saja jika salah-salah bisa berpengaruh terhadap inflasi, sehingga bisa menimbulkan masalah serius bagi kondisi ekonomi sebuah kota. Belum lagi ditambah masalah stunting juga sangat berkaitan dengan masalah pangan,” pungkasnya. (*)