POJOKNEGERI.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda semakin gencar berupaya memajukan infrastruktur dan tata kota, termasuk memperhatikan kesejahteraan dengan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Seperti halnya salah satu rumah sakit di bawah naungan Pemkot Samarinda yakni Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis (RSUD IA Moeis) yang terletak di Jalan H. A. M. Rifaddin No.1, Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda ini tak lama lagi akan ditingkatkan menjadi kelas B Standar Internasional.
Dalam rangka menghimpun informasi empiris untuk persiapan pengembangan, sebab itu Pemkot Samarinda menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Struktur Biaya Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) terhadap RSUD I.A Moeis Samarinda yang berlangsung di Hotel Mercure Jalan Mulawarman Kota Samarinda pada Jumat, (15/12/23).
Assisten I Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, Sam Syaimun, yang turut hadir menjelaskan bahwa FGD ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Capacity Building dan Pembahasan Rencana Kerja Proyek Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha Pengembangan RSUD I.A Moeis Kota Samarinda yang digelar pada 8-9 November 2023 lalu di Kota Balikpapan.
Rencananya, kegiatan ini akan terus berlanjut dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Wali Kota Samarinda dan Badan Usaha Pelaksana pemenang tender proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pengembangan RSUD I. A. Moeis sebelum 21 Desember 2023 ini.
FGD tersebut diharapkan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kondisi eksisting dan rencana pengembangan layanan kesehatan RSUD Inche Abdoel Moeis.
"Jadi hari ini lebih banyak mendengar masukan-masukan dari semua pihak, dalam rangka mengembangkan rumah sakit ini," kata Sam.
Sam Syaimun membeberkan bahwa dalam diskusi tersebut membahas hal yang melibatkan perbedaan biaya pelayanan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan pendapatan Indonesia Case-Based Groups (INA-CBG), tarif rumah sakit riil dibandingkan dengan tarif INA-CBG, faktor kritis dalam komponen tarif terhadap kinerja keuangan rumah sakit, serta tarif dan jasa layanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan daerah dan swasta.
Diskusi ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber di antaranya dari RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta, RSUD Abdul Wahab Sjahranie/Ketua ASADA Provinsi Kalimantan Timur, Rumah Sakit Samarinda Medika Citra, dan Rumah Sakit Dirgahayu.
Sejalan dengan harapan Wali Kota Samarinda Andi Harun, diskusi ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk kegiatan PDF FBC yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan melalui PT. SMI dengan Kick-off Meeting pada 15 Januari 2024 mendatang.
"Harapan Wali Kota kita adalah penandatanganan kontrak proyek KPBU Pengembangan RSUD I. A. Moeis dapat dilakukan sebelum masa jabatannya berakhir," ungkap Sam.
Dalam pertemuan tersebut, tim KPBU Pengembangan RSUD I. A. Moeis diminta memberikan masukan teknis, sementara tim Simpul KPBU dan Panitia Pengadaan BUP diharapkan turut berkontribusi untuk memastikan kelancaran proyek serta kelayakan pengembangan RSUD I. A. Moeis Kota Samarinda.
(Adv/Saber)