POJOKNEGERI.COM - Proyek pembangunan tunnel atau terowongan di Jalan Sultan Alimudin hingga Jalan Kakap Samarinda kini telah mencapai angka 10 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda Desy Damayanti baru-baru ini.
"Progres ini juga termasuk pada perhitungan pengerjaan bahan baku yang kita pesan," ungkap Desy.
Ia mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang berkonsultasi dengan tim Komisi Keamanan Jalan dan Terowongan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Sebab, proyek ini merupakan terobosan pertama yang ditargetkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk mengatasi kemacetan di kawasan Gunung Manggah, Kecamatan Sambutan ini.
Kendati demikian, pihaknya perlu melakukan penyesuaian beberapa hal yang berkaitan dengan aturan yang sesuai dengan standar nasional.
“Kami juga masih dalam rangka menyamakan persepsi yang berkaitan dengan lahan yang akan dibangun,” jelas Desy.
Dalam hal ini, Desy menyebut bahwa pihaknya diberi waktu selama satu minggu untuk melengkapi persyaratan, baik secara teknis maupun administratif.
"Setelah melengkapi administrasi kami akan melakukan pertemuan kembali untuk membahas standar teknisnya," ujarnya.
Di samping itu, Desy mengatakan bahwa pihak Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan dan Jalan (KKJTJ) meminta bentuk administratif berupa analisa kondisi lahan agar dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Desy mengaku bahwa adapun yang menjadi referensi dari proyek ini berasal dari desain MRT (Mass Transit Transport) di Bandung.
“Jadi kita diminta untuk melengkapi dulu dalam satu minggu ini,” jelasnya.
Meski progres baru mencapai 10 persen, Kadis PUPR Kota Samarinda ini mengaku bahwa secara persentase teknis dari pengalian di bibir tunnel telah mencapai 6 persen.
"Sementara masih dalam pembangunan tapas di bibir tunel. Bahan setengah lingkarannya akan tiba sekitar awal Desember di tahun ini," pungkasnya.
(Adv/Saber)