POJOKNEGERI.COM - PDI Perjuangan tidak tinggal diam mengenai hasil survei Litbang Kompas, di mana Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berhasil unggul dari Ganjar Pranowo, di pemilih Nahdlatul Ulama (NU).
Dukungan untuk Prabowo unggul tipis dibandingkan bakal calon presiden PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Menanggapi hasil survei itu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut survei bukanlah patokan dalam mengukur peluang kemenangan, melainkan sekadar pengetahuan.
Menurutnya, hasil survei bisa berubah atau dinamis seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, PDIP tak mempersoalkan tingginya elektoral Prabowo dibandingkan Ganjar dalam survei Litbang Kompas.
"Ini menjadi masukan bagi partai. Bagi Pak Ganjar dan PDI-P untuk merumuskan pola-pola kampanye untuk bisa menggaet pemilih muda, salah satunya dengan warga Nahdliyyin," ujar Djarot Saiful Hidayat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim, hubungan PDIP dan NU sangat erat.
Namun, Djarot tak memungkiri jika hasil survei Litbang Kompas tetap menjadi pembelajaran bagi PDIP untuk semakin mendekatkan diri pada warga NU dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023, Prabowo memperoleh elektabilitas sebesar 25,8 persen di kalangan warga NU, naik sekitar 7 persen dibandingkan survei Januari 2023.
Sebaliknya, hasil survei menunjukkan bahwa Ganjar yang berada di posisi paling atas pada Januari 2023, elektabilitasnya justru turun pada Mei 2023, berada di angka 24,7 persen pada Mei 2023, turun 3 persen.
(redaksi)