POJOKNEGERI.COM - Pertama kalinya, pasukan Rusia menembakkan rudal anti pesawat S-300 canggih ke jet-jet Israel.
S-300 adalah serangkaian sistem rudal permukaan-ke-udara yang dikembangkan untuk pertahanan terhadap pesawat dan rudal jelajah.
Insiden itu terjadi pekan lalu, 14 Mei 2022, usai Angkatan Udara Israel membom beberapa sasaran di dekat kota Masyaf di barat laut Suriah.
Penembakan itu menewaskan lima orang, termasuk seorang warga sipil, dan memicu kebakaran di lahan pertanian di daerah tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Perang akan meluas antara Rusia vs Israel?
Penembakan S-200 ke jet Israel sebelumnya pernah terjadi pada 2018, dilakukan oleh pasukan Suriah.
Pada bulan September tahun itu, selama serangan Israel di provinsi barat Latakia, sebuah S-200 Suriah yang ditembakkan ke jet Israel malah menabrak pesawat Il-20 Rusia, menewaskan seluruh 15 awaknya.
Moskow menyalahkan Israel atas insiden tersebut, menuduh bahwa jet Israel secara sadar dan sengaja menggunakan pesawat Rusia sebagai perlindungan dari pertahanan udara Suriah, membahayakan anggota layanan Rusia di atas kapal.
Sebagai tanggapan, Rusia mengirimkan senjata S-300 ke Suriah untuk meningkatkan dan memodernisasi pertahanan udara kunonya.
Rudal-rudal itu, secara teori, memungkinkan Damaskus, ibukota Suriah untuk mencapai sasaran di ketinggian lebih dari 100 mil jauhnya.
Paul Iddon, jurnalis yang sering membahas terkait militer Timur Tengah dan politik affair menulis di Forbes bahwa dengan adanya penembakan oleh pasukan Moskow ke jet Israel, memunculkan kemungkinan bahwa Rusia mencoba mengirim sinyal ke Israel.
Jika demikian, itu bukan upaya pertama Moskow untuk mengisyaratkan keinginannya agar Israel membatasi kampanye udaranya di Suriah.
Langkah itu bisa dipandang sangat aneh dan mengkhawatirkan oleh Israel.
Banyak kalangan menilai bahwa bahwa peluncuran rudal tersebut adalah semacam pembalasan dari Rusia atas dukungan Israel untuk Ukraina.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)