POJOKNEGERI.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta penyidik KPK, AKBP Rossa Purbo Bekti, menemuinya lantaran telah menyita ponsel milik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai pimpinan KPK tidak perlu takut memenuhi permintaan Megawati.
"Ada permintaan Megawati untuk bertemu dengan AKBP Rossa Purbo Bekti, sah-sah saja. (Saya) berharap permintaan tersebut akan disetujui oleh KPK karena pimpinan KPK yang akan memutuskan," ucap Yudi Purnomo Harahap.
Yudi mengatakan AKBP Rossa bekerja di bawah pimpinan berdasarkan surat perintah perintah penyidikan yang ditandatangani oleh pimpinan KPK.
Dia mengatakan tiap langkah hukum yang dilakukan Rossa mulai pemeriksaan hingga penyitaan telah mengantongi dasar hukum yang jelas.
Mantan Ketua Wadah Pegawai KPK ini menilai pertemuan AKBP Rossa dengan Megawati juga diyakini bisa meredam isu perburuan Harun Masiku bersifat politis.
Dia mendorong pimpinan KPK tidak gentar menerima permintaan Megawati.
Di sisi lain, IM57+Institute menilai permintaan Megawati itu buntut penyidikan kasus Harun yang terasa timbul tenggelam di KPK.
"Polemik ini terjadi sejak pimpinan KPK menempatkan timbul tenggelamnya proses penanganan kasus Harun Masiku sesuai dengan arah angin politik," terang M Praswad Nugraha.
Mantan penyidik KPK ini mengatakan kasus Harun seperti mati suri di KPK dalam beberapa tahun terakhir.
Namun penyidikan kasus tersebut mencuat kembali setelah gelaran Pilpres 2024 rampung.
IM57 mengkritik posisi KPK yang seolah-olah berperan sebagai alat gebuk politik.
Praswad menyebut posisi itu menempatkan komitmen KPK dalam menghadirkan penyidikan kasus korupsi yang bebas dari intervensi menjadi sebatas retorika.
"Inilah konsekuensi mengerikan ketika KPK hanya dijadikan alat gebuk politik, maka penegakan hukum yang independen hanya menjadi retorika belaka. Pemberantasan korupsi di Indonesia kembali ke era kegelapan," jelasnya.
IM57 juga meminta Megawati untuk tidak terjebak pada narasi penyelewengan wewenang yang dilakukan AKBP Rossa selaku penyidik KPK di kasus Harun.
Praswad meyakini Rossa telah bekerja sesuai dasar hukum yang jelas.
Praswad mengatakan PDIP seharusnya mendukung KPK untuk terbebas dari kepentingan politik.
IM57 mendesak PDIP turut membongkar adanya dugaan aktor intelektual yang menjadikan KPK sebagai alat gebuk politik.
Diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri buka suara terkait penyitaan ponsel milik Hasto.
Dalam pidato di acara Sekolah Partai PDIP, Megawati juga menyinggung pemeriksaan Hasto Kristiyanto di KPK.
Megawati awalnya mengungkit percakapannya dengan Hasto sebelum sang sekjen partai dipanggil untuk diperiksa.
Megawati juga menanyakan siapa yang memeriksa Hasto sebelum menyebut nama AKBP Rossa.
"Saya bilang sama si Hasto, 'Lo berani dateng nggak, To? Masak kalah sama aku. Aku aja dateng sampai 3 kali, lho, To', ku bilang. 'Yo dateng lo, ini, Bu'. Terus sopo sih sing manggilin kamu? Tanyain namanya, gitu kan. Namanya Rossa. Tulis tuh, kamu (wartawan). Ibu bilang yang manggil Pak Hasto namanya Rossa. Nah, kalau lo berani nulis tuh, gua angkat tangan deh sama wartawan. Enak aja emangnya siapa die? Betul nggak? Loh iya, orang dia manusia juga. Gile," ungkap Megawati Soekarnoputri.
Megawati menyebut koruptor saat ini terkesan didiamkan aparat.
Megawati kemudian menyinggung nama Kusnadi, staf Hasto Kristiyanto.
Untuk diketahui, penyidik KPK menyita handphone Hasto dari Kusnadi.
Megawati menegaskan dirinya berani dan meminta Rossa menghadapinya.
Megawati mengungkit jasa dirinya mendirikan KPK. (*)