POJOKNEGERI.COM - Sakit hati yang mendalam masih dirasakan keluarga almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, atas kejadian di masa lalu yang melibatkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Akibatnya, putri keempat Gus Dur, Yenny Wahid, menyindir keras Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa yang dinilai ngotot ingin jadi bakal calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Yenny Wahid mengatakan, keluarga Gus Dur dengan tegas akan menarik diri dan tidak akan mendukung Prabowo jika mengangkat Cak Imin sebagai cawapresnya.
Dia menyebut perilaku Cak Imin yang mengudeta Gus Dur di PKB adalah alasan kuat untuk tidak mendukung sepupunya itu.
"Susah, terlalu susah bagi kami terlalu lama, ini terlalu dalam yang sudah terjadi. Gus Dur yang pendiri partai disebut oleh Cak Imin guru politiknya malah dikudeta, apalagi rakyat, susah kan mau milih pemimpin seperti itu nanti," ucap Yenny Wahid, dikutip dari Kompas.com.
Yenny mengatakan, keluarga Gus Dur tetap baik dengan sosok Prabowo, tetapi akan sulit mendukung jika didampingi oleh Cak Imin.
Beda hal jika Prabowo tidak mengangkat Cak Imin jadi cawapres.
Menurut Yenny, keluarga Gus Dur masih bisa memberikan dukungan, walaupun hanya sebagai pengusung.
Yenny mengatakan, apa yang diutarakan tersebut sebenarnya sudah dimengerti oleh Prabowo.
Meskipun keluarga Gus Dur tidak pernah secara langsung mengungkapkan luka kudeta yang dilakukan Cak Imin kepada Gus Dur di PKB.
"Prabowo saya rasa mengerti posisi kami, banyak pihak yang sudah bicara langsung dengan Prabowo hal seperti ini. Jadi mengerti sekali standing position dari keluarga Gus Dur," jelasnya.
Selain itu, Yenny juga mengungkapkan perintah almarhum Gus Dur yang melarang atribut penggunaan namanya di PKB pimpinan Muhaimin.
Ia mengatakan, larangan itu ditandatangani Gus Dur di depan notaris, tetapi atribut Gus Dur masih sering dipakai oleh Cak Imin hingga saat ini.
Bahkan, Yenny menyebut pihak Cak Imin sebagai pencuri, pencuri partai, hingga pencuri gambar Gus Dur.
"Tapi ya namanya orang masih mencuri-curi, kebiasaan kayaknya mencuri-curi, mencuri partai sekarang mencuri gambar," pungkas Yenny Wahid.
(redaksi)