POJOKNEGERI.COM - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Singapura membutuhkan pasokan lisrik dari Indonesia.
Oleh sebab itu, ia mengajak para produsen tenaga surya asal China ikut terlibat tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan membangun pabrik panel tenaga surya di Indonesia.
"Terkait besarnya potensi tenaga surya yang kami miliki yakni sebesar 3000 GW, serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11 GW hingga tahun 2035, maka saya juga mendorong produsen tenaga surya dan supply chain Tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia," ucap Luhut.
Ajakan tersebut disampaikan Luhut saat bertemu Menteri Luar Negeri China H.E Wang Yi di kawasan Geopark Changai Shan, China.
Keduanya membicarakan beberapa hal terkait usulan tiga arah kerjasama yang disepakati dalam pertemuan High Level Dialogue and Cooperation Mechanisme (HDCM) Indonesia-China keempat di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada April 2024.
Dalam pertemuan tersebut Luhut juga menekankan dua langkah penting dalam meningkatkan kerja sama Indonesia-China.
Pertama, adalah pembentukan task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan.
Kedua, tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat diarahkan untuk implementasi berbagai MoU G2G yang telah ditandatangani pada 2023 lalu untuk bidang kerja sama ekonomi digital, transisi energi dan hilirisasi.
"Saya juga sampaikan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerjasama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air. Khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia," terangnya.
Di sisi lain, Luhut juga menjelaskan bahwa dirinya meminta bantuan China untuk membantu upaya Indonesia dalam meningkatkan kualitas udara.
Dalam hal ini adalah techinal assitance untuk penurunan polusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, selain itu Luhut juga mengundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang.
Luhut menambahkan pada 2025 Indonesia dan China akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik.
Ia pun berharap kedua negara tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.
"Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya," pungkasnya. (*)