Minggu, 23 Februari 2025

Internasional

Konflik Masih Berlanjut, Zelenskiy Minta Donald Trump Memihak ke Ukraina

Rabu, 29 Januari 2025 16:42

KOLASE FOTO - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Pojoknegeri.com)

POJOKNEGERI.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dengan intensitas yang tinggi, meskipun sudah hampir tiga tahun sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022. Pertempuran utama saat ini terkonsentrasi di wilayah timur dan selatan Ukraina, sementara situasi kemanusiaan semakin memburuk.

Sejak awal konflik, Ukraina telah menerima dukungan militer dan ekonomi yang signifikan dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.

Bantuan ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan Ukraina, sementara sanksi internasional terhadap Rusia semakin diperketat. Meski demikian, Rusia juga terus mempertahankan posisinya dengan mengandalkan sumber daya militernya yang besar.

Terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengungkapkan bahwa negaranya membutuhkan jaminan keamanan yang lebih luas untuk menghadapi agresi Rusia yang terus berlanjut. 

Dalam wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada Selasa malam (29/1), Zelenskiy juga mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk berdiri di pihak Ukraina dalam perjuangan melawan invasi Rusia.

Zelenskiy menegaskan bahwa Rusia, yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, tidak takut dengan ancaman dari Eropa, dan ia berharap Trump dapat mengambil sikap yang lebih tegas untuk mendukung Ukraina.

"Kami ingin dia (Trump) berada di pihak keadilan, di pihak Ukraina," ujar Zelenskiy dalam wawancara tersebut.

 Zelenskiy juga menambahkan Ukraina tidak dapat mengakui pendudukan Rusia, tetapi lebih memilih resolusi diplomatik. Gedung Putih tidak segera memberikan komentar soal pernyataan Zelenskiy.

Trump, yang baru mulai menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025, telah berjanji untuk segera mengakhiri perang Rusia-Ukraina, tanpa mengatakan bagaimana caranya.

Para pembantunya di pemerintahan telah menyarankan bahwa kesepakatan mengakhiri perang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Trump telah menyatakan kesediaannya untuk berbicara dengan Vladimir Putin tentang mengakhiri perang, kontras dengan pemerintahan mantan Presiden AS dari Demokrat Joe Biden, yang memilih menjauhi pemimpin Rusia tersebut.

Kemenangan Trump dalam pemilu AS pada bulan November 2024 telah memicu harapan akan resolusi diplomatik untuk mengakhiri invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai pada bulan Februari 2022.

Namun, hal itu juga menimbulkan kekhawatiran di Kyiv bahwa kesepakatan damai yang cepat dengan Rusia dapat berdampak buruk bagi Ukraina.

Setelah invasi Rusia dimulai, Amerika Serikat di bawah Joe Biden memberikan lebih dari US$175 miliar bantuan untuk Ukraina, termasuk lebih dari US$60 miliar bantuan keamanan. Tidak pasti apakah bantuan tersebut akan terus berlanjut dengan kecepatan seperti itu di bawah pemerintahan Trump.

(*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan