POJOKNEGERI.COM - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko menjelaskan duduk perkara banyaknya Aktivis 98 yang merapatkan barisan mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Sosok Prabowo Subianto diketahui kental sebagai antagonis bagi Aktivis 98 di era Soeharto.
Namun saat ini kondisinya berbalik, banyak Aktivis 92 yang justru mengerahkan dukungan untuk capres nomor urut 2 itu.
Budiman beralsan Aktivis 98 tidak hanya sebatas menjatuhkan Soeharto dari Presiden kala itu.
Tujuannya pada masa Orde Baru saat itu berkontribusi dalam memajukan Indonesia.
"Saya kira Aktivis 98 itu tugasnya bukan hanya menjatuhkan Soeharto, tetapi membuat Indonesia maju dengan mendorong hilirisasi," tuturnya di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Diketahui sejumlah mantan Aktivis 98 telah merapat ke Prabowo Subianto.
Tak cuma Budiman Sudjatmiko, aktivis reformasi yang juga mendukung Prabowo yaitu Wahab Talaohu, Mardiansyah Semar, Ridwan, Mangapul Silalahi, Fernando Duling, Sulaiman Haikal, Laode Kamaludin, dan Iwan Kurniawan.
Sebelumnya, Wahab Talaohu mengatakan alasan mereka mendukung Prabowo karena tak mau lagi melihat masa lalu.
"Kami sampaikan kepada Bapak Prabowo Subianto yang telah dengan sepenuh hati, dengan humble, dengan kerendahan hati menerima kami dari para aktivis 98 yang bergabung dalam Persaudaraan 98, bersama masyarakat Persaudaraan 08 di sore hari ini dalam rangka membicarakan masa depan bangsa Indonesia," ungkap Wahab di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Ia menegaskan saat ini anak bangsa harus meninggalkan cara lama untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depan.
Tak ada persiapan khusus untuk Prabowo
Sementara itu, Budiman Sudjatmiko turut menjelaskan persiapan Prabowo Subianto menghadapi debat capres yang akan digelar Selasa (12/12/2023).
Menurut Budiman Sudjatmiko, capres nomor urut 2 tidak memiliki persiapan khusus menghadapi debat perdana, meski salah satu tema membahas soal Hak Azasi Manusia alias HAM.
"Tidak ada persiapan khusus," kata Budiman Sudjatmiko.
Budiman menilai Prabowo tak perlu ada persiapan khusus lantaran pengalamannya dalam berdebat sudah teruji.
"Yang jelas kita kemarin banyak bicara tentang reformasi birokrasi, HAM, penegakan hukum sebagai satu hal yang menjadi, kan Pak Prabowo ini waktu saya masih beda kubu dia periode 2014-2019 kan kita sudah mengikuti jalannya debat waktu beliau jadi capres sebelumnya, jadi menurut saya Pak Prabowo tidak harus diajari lagi ya," ungkap Budiman.
Bahkan kata Budiman, Prabowo mampu menjawab persoalan HAM saat debat Pilpres, ketika masih menjadi cawapres Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009 lalu.
"Beliau bisa menjawab persoalan itu (HAM). Mungkin yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, politik demokrasi, dan HAM ya isu terbaru saja yang memang harus kita siapkan," tuturnya.
(REDAKSI)