POJOKNEGERI.COM - Pertemuan dengan tokoh separatis Papua Benny Wenda dilakukan Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka baru-baru ini.
Sontak saja, pertemuan itu memicu amarah pemerintah Indonesia.
Pertemuan itu diunggah Rabuka melalui akun Twitternya. Dalam unggahan itu, Rabuka menyatakan Fiji mendukung gerakan pimpinan Benny yakni Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (United Liberation Movement for West Papua/ULMWP).
Lalu, apa sebenarnya, niatan Perdana Menteri Fiji Rabuka terang-terangan mendukung Papua merdeka?
Dalam pernyataannya, Rabuka mengatakan Fiji mendukung Papua merdeka lantaran sama-sama berbangsa Melanesia.
Fiji merupakan negara kepulauan di Pasifik Selatan yang memiliki lebih dari 300 pulau. Sebagian besar penduduk Fiji berasal dari ras Melanesia. Meski begitu, secara sosial dan politik, bangsa Fiji lebih dekat dengan orang-orang Polynesia.
Sama seperti Fiji, sejumlah peneliti memaparkan nenek moyang orang Papua berasal dari bangsa Austromelanesid atau Melanesia. Ras ini disebut menjadi penghuni pertama pulau Papua, terutama Papua Nugini, sekitar 50 ribu tahun lalu.
"Ya, kami akan mendukung mereka (ULMWP) karena mereka adalah orang-orang Melanesia. Saya lebih berharap bahwa (ULMWP menjadi anggota penuh MSG). Saya tidak memanfaatkan ini. Dinamika mungkin berubah sedikit tetapi prinsip tetap sama," kata Rabuka yang merujuk soal keanggotaan ULMWP dalam forum Melanesia Spearhead Group.
Seorang sumber mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pemerintahan Fiji sebelum rezim Rabuka tak pernah menyatakan dukungan untuk kelompok separatis Papua seperti ini.
Negara-negara lain juga tak pernah terang-terangan mendukung kelompok separatis demi menjaga hubungan baik dengan Indonesia.
Meski begitu, beberapa negara Pasifik seperti Vanuatu kerap menyinggung dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua dalam forum internasional seperti Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu tak jarang membuat Indonesia protes.
Indonesia pun tak tinggal diam. Kementerian Luar Negeri RI telah melayangkan nota protes kepada Fiji atas pertemuan Rabuka dan Benny.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ri, Teuku Faizasyah, mengonfirmasi bahwa Indonesia sudah melayangkan nota protes ke Fiji.
"Dari sisi Indonesia sudah (melayangkan protes)," kata Faizasyah.
(redaksi)