POJOKNEGERI.COM - Presiden Joko Widodo dipastikan tidak akan turun berkampanye pada Pemilihan Presiden 2024, dan lebih memilih fokus menuntaskan tugas.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menegaskan Presiden Joko Widodo tidak berencana untuk kampanye di Pilpres 2024.
"Presiden tidak merencanakan untuk kampanye. Tidak ada. Beliau bekerja," ucap Ari Dwipayana.
Ari menyatakan kunjungan Jokowi ke sejumlah daerah belakangan ini merupakan agenda kerja.
Menurutnya, kunjungan itu bukan bagian dari kampanye.
Di sisi lain, Jelang hari pencoblosan pada 14 Februari 2024, manuver politik pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan kegiatan Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah dinilai jadi alarm keras buat PDIP.
Masifnya kunjungan Jokowi ke Jawa Tengah telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Sejak 31 Desember 2023 Jokowi bahkan sudah sekitar lima kali berkunjung ke sana.
Terkini, pada Senin (29/1), Prabowo bersama Presiden Joko Widodo sempat terlihat makan siang bersama usai acara peresmian Grha Utama Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Selain itu, Prabowo-Gibran juga menggelar kampanye akbar bertajuk kirab kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah.
Jawa Tengah dikenal sebagai "kandang banteng".
PDIP dan calon kepala daerah atau calon presiden yang diusungnya hampir selalu menang tebal di di lumbung suara terbesar ketiga di Indonesia tersebut.
Pada Pilpres 2014 misalnya, Jokowi-Jusuf Kalla menang di Jateng dengan perolehan suara 66,65 persen.
Hal itu juga terulang di Pilpres 2019.
Jokowi bersama Ma'ruf Amin yang diusung PDIP menang telak di Jateng dengan meraup suara 77,26 persen suara.
Namun, "kandang banteng" dinilai mulai goyah di Pilpres 2024 karena digempur manuver politik Prabowo-Gibran yang disebut-sebut disokong Jokowi.
Sebab, Gibran merupakan putra sulung Jokowi.
Melemahnya PDIP di Jateng ini terlihat di dalam hasil sejumlah lembaga survei.
Sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jateng yang diusung PDIP tidak terpaut jauh dengan Prabowo-Gibran.
Dalam survei Indikator Politik pada 30 Desember 2023-6 Januari 2024, elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jateng dan DIY hanya unggul 7 persen dibanding Prabowo-Gibran.
Bahkan survei LSI pada 1-7 Januari 2024 menunjukkan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah keok dengan Prabowo-Gibran. Mereka terpaut sekitar 10 persen suara.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai hasil sejumlah lembaga survei tersebut jadi alarm bagi PDIP untuk menjaga Jawa Tengah agar tetap jadi basis suara mereka.
Menurutnya, jika PDIP tak bekerja keras, maka istilah "kandang banteng" bisa jadi tinggal sejarah.
Agung menilai salah satu cara yang bisa dilakukan PDIP untuk menjaga Jateng yaitu menguatkan soliditas koalisi Ganjar-Mahfud.
Ia berpendapat selama ini PDIP tampak bekerja sendiri di koalisi Ganjar-Mahfud.
Agung juga menyebut Ganjar-Mahfud harus menegaskan posisi politiknya dalam Pilpres 2024 untuk mendongkrak elektabilitas di Jawa Tengah.
Ia menyebut penegasan posisi politik itu dapat dilakukan dengan memberikan kepastian apakah Mahfud tetap berada di kabinet Jokowi atau tidak.
Agung menilai saat ini Ganjar-Mahfud tak punya narasi yang tegas di Pilpres 2024.
Di sisi lain, Agung menilai keberhasilan PDIP dalam menguasai Pileg 2024 juga dapat berperan penting dalam mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Ia pun menerangkan hal itu dapat terwujud dengan kolaborasi dengan para caleg PDIP dan koalisinya untuk mendorong elektabilitas Ganjar-Mahfud. (tim redaksi)