Ia menjelaskan bahwa pada simulasi ini, ada beberapa perubahan signifikan yang diperkenalkan untuk memastikan bahwa proses pemungutan suara berjalan lebih baik.
"Salah satunya adalah perubahan tata letak ruang tempat pemungutan suara (TPS). Sebelumnya, saksi dari masing-masing pasangan calon berada di samping petugas, namun kini mereka ditempatkan di belakang untuk memastikan pengawasan yang lebih efektif dan transparan,"ucapnya.
Komisioner KPU Kota Samarinda, Arif Rahman, yang saat ini sebagai PLH Ketua KPU Kota Samarinda menjelaskan bahwa simulasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan bahwa setiap tahapan Pilkada 2024 dapat dilaksanakan dengan lancar.
“Kami telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) untuk petugas KPPS dan PPK di seluruh kecamatan di Samarinda. Sebanyak 227 PPK dan PPS di Samarinda telah mengikuti bimtek ini. Kami juga akan melaksanakan bimtek tambahan untuk memastikan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan dilaksanakannya bimtek secara intensif, diharapkan semua petugas pemilu dapat memahami dengan baik tata cara pemungutan dan perhitungan suara. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan atau kelalaian saat pelaksanaan pada hari-H, 27 November 2024.
"Simulasi ini menjadi referensi penting bagi petugas TPS dalam mengantisipasi berbagai tantangan yang mungkin terjadi di lapangan,” ujarnya.
Selain petugas KPPS dan PPK, dalam Pilkada 2024, pemantau pemilu juga akan memiliki peran yang signifikan. Pemantau pemilu yang terdaftar di KPU Samarinda dapat melakukan pemantauan langsung di TPS-TPS yang ada, termasuk dalam pemilihan Walikota Samarinda keberadaan pemantau ini diharapkan dapat menambah transparansi dan memastikan proses pemungutan suara berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
(tim redaksi)