POJOKNEGERI.COM - Politikus sayap kanan Rasmus Paludan menjadi sorotan dunia, bukan hanya karena aksinya membakar Al Quran, namun juga karena upayanya untuk membuat Swedia masuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Upaya Rasmus Paludan menjadikan Swedia negara anggota NATO, setidaknya terhalang oleh dua negara ini.
Keengganan kedua negara NATO memberi izin terungkap saat Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin bertemu PM Swedia Ulf Kristersson di Stockholm.
"Kami bekerja sama. Kami melakukan kontak dekat setiap hari mengenai masalah ini," kata Marin saat konferensi pers pada Kamis (2/2), seperti dikutip Anadolu Agency.
Berikut ini dua negara yang menolak Swedia dan Finlandia masuk sebagai anggota NATO, seperti dilansir dari CNN Indonesia:
1. Turki
Tak lama usai insiden pembakaran Al Quran, Turki murka.
"Kami mengecam tindakan provokasi ini yang jelas mencirikan kebencian," demikian menurut Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip AFP.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sampai-sampai memperingatkan Swedia tak perlu berharap mendapat restu dari Turki untuk masuk NATO.
Belakangan sikap Erdogan semakin jelas terhadap pengajuan keanggotaan Swedia ke NATO.
"Swedia tak perlu repot-repot di titik ini. Kami tak akan mengatakan 'Ya' untuk permohonannya masuk NATO selama mereka mengizinkan pembakaran Al Quran," ujar Erdogan di parlemen Turki pada Rabu, dikutip Reuters.
Swedia memang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Saat aksi Paludan berlangsung, tampak sejumlah polisi memantau, tetapi mereka tak banyak berbuat.
2. Hungaria
Hungaria juga menjadi negara NATO yang mengkritik sikap Swedia buntut pembakaran Al Quran.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyebut membakar Al Quran sebagai bagian dari kebebasan betul-betul bodoh.
"Menyatakan membakar kitab suci merupakan bagian dari kebebasan berbicara adalah kebodohan yang nyata," kata dia.
Sikap Hungaria terkait memberi restu ke Swedia dan Finlandia juga sempat menjadi sorotan.
Tahun lalu, Budapest dianggap sengaja menunda meratifikasi kedua negara Nordik itu.
Langkah ini disebut sebagai upaya Budapest untuk mempengaruhi Uni Eropa yang membekukan dukungan finansial terhadap negara itu.
Kemudian pada November 2022, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban berjanji bakal mempercepat proses ratifikasi keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO, demikian dikutip Reuters.
(redaksi)