POJOKNEGERI.COM - Wali Kota Samarinda, Andi Harun hadiri pameran kesehatan ke-2 dengan tema “Bergerak Bersama Melalui Informasi Kesehatan Mewujudkan Samarinda Sehat Menuju Kota Pusat Peradaban,”.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan transformasi layanan kesehatan di Kota Samarinda.
Kegiatan ini akan berlangsung mulai dari 1-3 Agustus 2024 yang dilaksanakan di Atrium Bigmall Samarinda, Jalan Untung Suropati.
Dalam sambutannya, Andi Harun menekankan pentingnya sektor kesehatan dalam mendukung bonus demografi yang diprediksi akan mencapai puncaknya antara 2030 hingga 2045.
"Sektor kesehatan adalah sektor yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang sehat demi mendukung bonus demografi RI," ungkap Andi Harun.
Ia mengatakan seseorang berada pada usia produktif, tanpa kesehatan yang baik, mereka tidak akan dapat bekerja secara maksimal pameran ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan pilar-pilar transformasi kesehatan yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Transformasi ini terdiri dari enam pilar utama: transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan," ujarnya.
Ia menjelaskan di antara enam pilar tersebut, transformasi layanan primer menjadi fokus utama.
“Transformasi ini meliputi pemenuhan kebutuhan kesehatan sepanjang siklus hidup manusia pelayanannya dimulai dari ibu hamil, bersalin nifas, bayi, anak usia prasekolah, usia sekolah, remaja, dewasa, hingga lansia. Semua layanan ini diselenggarakan secara terintegrasi mulai dari puskesmas hingga posyandu," jelasnya.
Pentingnya pemeriksaan kesehatan dini, seperti screening kesehatan ibu dan anak, serta deteksi dini penyakit menular dan tidak menular, menjadi salah satu aspek yang diperkuat dalam pameran ini. Konsep integrasi layanan primer bertujuan untuk membangun masyarakat yang sehat dengan fokus pada layanan promotif dan preventif.
“Konsep integrasi layanan kesehatan ini telah digagas sejak 1969 oleh dokter Indonesia, Johannes LeimenaKemudian, ide ini diadopsi oleh dunia melalui Deklarasi Alma Ata di Kazakhstan pada 1978 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2015,"ujarnya.
Menurut Andi Harun, setiap fasilitas kesehatan memiliki peran dan fungsi yang spesifik.
"Fasilitas kesehatan primer pada hakikatnya memiliki fungsi promotif atau promosi kesehatan serta preventif atau pencegahan penyakit. Bukan untuk menyembuhkan orang sakit," tegasnya.
Ia menambahkan, puskesmas seharusnya tidak disamakan dengan rumah sakit.
“Puskesmas untuk menjaga orang sehat, rumah sakit untuk menyembuhkan orang sakit. It’s a wrong concept,” jelasnya.
Pameran kesehatan ini diharapkan dapat menjadi media bagi masyarakat Kota Samarinda untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai layanan kesehatan.
“Saya mengajak seluruh warga masyarakat Kota Samarinda untuk hadir dan memanfaatkan seluruh layanan yang ada pada pameran kesehatan ini semoga kegiatan ini dapat mendukung target peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Samarinda," pungkasnya.
(*)