POJOKNEGERI.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali menjadi sorotan usai membagikan video dirinya salat tarawih di Masjid UGM.
Ganjar membagikan video berdurasi 1 menit 48 detik di akun Twitter prbadinya @ganjarpranowo.
Bukannya mendapat respon positif dari warganet, unggahan tersebut justru banjir cibiran.
Dalam video tersebut, Ganjar mengenakan baju koko berwarna putih, celana hitam, dan peci warna senada terlihat berada di saf paling depan.
Usai melaksanakan salat tarawih, Ganjar bergegas meninggalkan area Masjid UGM sembari menyapa dan meladeni permintaan swafoto (selfie) dari warga yang juga salat di masjid itu.
Banyak warganet yang justru menyinggung tahun lulus Ganjar Pranowo dari Universitas Gadjah Mada dan tahun dibangunnya Masjid UGM.
Sebab, dari kicauan yang ditulis di akun @ganjarpranowo, menggambarkan seolah-olah Ganjar Pranowo memiliki banyak kenangan di Masjid UGM, terlebih saat bulan Ramadhan.
"Alhamdulillah di malam 18 Ramadhan ini bisa salat tarawih bareng teman-teman mahasiswa dan seluruh civitas akademika UGM,"
"Banyak sekali kenangan yang tercecer di sini. Apalagi waktu Ramadhan, sering nyari takjil di masjid ini. He he he," tulis @ganjarpranowo.
Komentar nyinyir pun tak terelakan.
"Positive thinking aja yah. Walaupun dia lulus tahun 94, Masjid baru dibangun tahun 98, mungkin dia hamba masjid yang sering berburu takjil ke masjid setelah Soeharto lengser," kicau @CVNKJL sambil mengunggah tangkapan layar mengenai Sejarah Majid Kampus UGM.
"Masjid Kampus UGM bukannya baru dibangun 97-98? Anda kuliah lulus UGM tahun 95," kicau @bima****
Selain itu, akun @Inspektur**** bercerita ketika dirinya masuk UGM tahun 1997, lokasi Masjid UGM masih berbentuk kompleks pemakaman.
"Ingat banget, ketika makam-makam tersebut dibongkar pas berangkat dan pulang kuliah di tahun 97-98. Coba diingat-ingat lagi, mungkin Njenengan keliru masjid," sambungnya.
Hal yang kurang lebih sama dibagikan warganet dengan akun @sgy**** yang menyebut bahwa pra tahun 1998 tempat tersebut masih berupa kompleks pemakaman.
"Mungkin yang dimaksud adalah Ramadhan di kampus yang diadakan di Gelanggang UGM (dipakai tarawih tapi fungsi sebenarnya gelanggang olahraga). Ada buka puasa gratis di sana dulu," kicaunya.
Dikutip dari situs Masjid Kampus UGM, melalui Liputan6, disebut bahwa panitia pembangunan masjid tengah menentukan arah kiblat pada 21 Mei 1998, tepat saat Presiden Soeharto lengser.
Penentuan arah kiblat Masjid UGM melibatkan Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) dan tim dari jurusan Teknik Geodesi UGM.
Singkat cerita, pembangunan Masjid Kampus UGM dengan modal Rp60 juta diawali dengan kegiatan peletakan batu pertama secara teknis hanya dihadiri oleh beberapa orang panitia saja.
Kegiatan keagamaan Islam di UGM sudah lama diselenggarakan di kampus.
Kegiatan lslam yang dikaitkan dengan berdirinya masjid di kampus mungkin diawali ketika Presiden Soekarno pada akhir kekuasaannya mendorong ITB untuk mendirikan masjid yang berlokasi berhadapan dengan kampus ITB.
Sementara itu, kegiatan keagamaan Islam di kampus UGM juga secara intensif dilakukan pada tahun-tahun yang sama tetapi kegiatannya bukan di masjid melainkan di gedung Gelanggang Mahasiswa, Bulaksumur.
Kegiatan keagamaan Islam yang dipusatkan di Gelanggang Mahasiswa makin lama makin tidak memadai karena Gelanggang Mahasiswa juga dipergunakan untuk kegiatan mahasiswa yang lain.
Rektor UGM saat itu, Prof Koesnadi Hardjasumantri mempunyai ide untuk membangun Masjid Kampus.
Dan, gagasan ini bisa terlaksana pada saat klimaknya gerakan reformasi yang UGM menjadi salah satu inisiator dan pusat dari gerakan.
(redaksi)