POJOKNEGERI.COM - Program diversifikasi atau penganekaragaman pangan menjadi hal yang saat ini jadi perhatian OPD di Pemprov Kaltim.
Diketahui, skor pola pangan harapan (PPH) Kalimantan Timur pada tahun 2020 sebesar 85,9 dari target 89.0.
"Namun pada tahun 2021 turun menjadi 82,6," sebut Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Farisyah Yana pada Festival Pangan Lokal B2SA Tahun 2022 di Ballroom Hotel Mesra Internasional Samarinda, pekan lalu.
Menurut Yana, belum tercapainya target di tahun 2020 dan turunnya skor PPH di 2021, disebabkan konsumsi umbi-umbian, sayuran, buah-buahan serta kacang-kacangan masih di bawah target.
"Sebaliknya, masih tingginya konsumsi makanan berkadar gula tinggi," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Yana, program diversifikasi atau penganekaragaman pangan menjadi sangat penting dan masih perlu untuk terus disosialisasikan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan percepatan penganekaragaman pangan ke arah konsumsi pangan lokal selain beras.
Yana mengakui permasalahan yang dihadapi dalam penganekaragaman pangan ke arah konsumsi pangan selain beras tidaklah mudah.
Terlebih lagi ujarnya, dimana semakin menurunnya konsumsi pangan nonberas seperti umbi-umbian dan serealia lainnya.
Sementara penurunan konsumsi beras justru akan meningkatkan konsumsi terigu, seperti roti, mie instant dan olahan berbahan dasar terigu lainnya yang merupakan komoditi impor.
Padahal ungkap Yana, rendahnya konsumsi pangan lokal akan mengancam ketahanan pangan daerah.
Apalagi jika terjadi hal-hal yang menghambat proses distribusi pangan seperti pandemi, bencana alam, cuaca dan hal lainnya.
Di sisi lain, tidak semua daerah di Kaltim dapat ditanami padi, sementara daerah yang potensi padi semakin lama lahannya semakin terbatas, sebab terjadi alih fungsi lahan.
"Kita akan terus mengampanyekan pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sukun, sagu, jelai, jawawut, shorgum dan pisang yang bisa menjadi sumber karbohidrat alternatif, selain beras dan terigu," katanya.
(adv/diskominfokaltim)