POJOKNEGERI.COM - Pernyataan Mahfud MD, yang menyatakan lebih memilih Ganjar Pranowo daripada Anies Baswedan, karena Koalisi Perubahan untuk Persatuan mau pecah, mendapatkan respon yang keras dari kubu paslon nomor urut 1.
Merespons ucapan Mahfud, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan sudah tepat Anies Baswedan memilih Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendampingnya di Pilpres 2024.
"Sudah benar Pak Anies pilih Cak Imin. Namanya juga jodoh dan memang saling melengkapi," ucap Daniel Johan, dikutip dari detik.com.
Meski begitu, Daniel Johan mengatakan pihaknya menghargai Mahfud.
Dia mengajak semua paslon untuk saling menjaga proses demokrasi dan memastikan pemilu berjalan lancar.
Sebelumnya, Mahfud Md menjelaskan alasannya menerima tawaran Ganjar Pranowo ketimbang Anies Baswedan sebagai pasangan pada Pilpres 2024.
Mahfud mengungkapkan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan mengapa menolak pinangan Anies dan menerima Ganjar.
Hal itu diungkap Mahfud saat sesi tanya jawab dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023).
Mahfud pertamanya menjelaskan alasan menolak pinangan Anies.
"Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, 'Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?"
"Saya bilang waktu itu 'tidak'. Kenapa? 'Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah'. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi," sambung Mahfud MD.
Mahfud yang merupakan bagian dari pemerintah, khawatir dituduh memecah belah.
Sebab, apabila Mahfud masuk dan Demkorat keluar, maka koalisi tidak memenuhi syarat pengajuan capres.
"Saya yang menjamin pada publik bahwa pemilu ini akan jadi dan Pak Anies tidak boleh ada yang menghalanginya, agar Pak Anies tidak terhalang mencalonkan. Saya tidak mau jadi wakilnya agar koalisinya tidak solid," jelasnya.
Mahfud mengatakan beruntung Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bergabung koalisi Anies, maka tetap memenuhi syarat.
Apa yang diprediksinya benar, Partai Demokrat keluar koalisi.
Kemudian, dia menjelaskan mengapa bersedia dipinang oleh Ganjar.
Salah satunya karena Ganjar Pranowo berada di koalisi yang telah memenuhi syarat.
Mahfud mengatakan alasan subjektifnya, bahwa dirinya tidak punya logistik untuk kampanye.
Sebab dia mendengar bahwa biaya untuk menjadi cawapres tidaklah murah.
Kemudian alasan berikutnya adalah terkait dengan ajaran agama yang dianutnya.
Mahfud menjalankan ajaran agamanya dalam mempertimbangkan menerima pinangan Ganjar.
"Saya orang Islam, ada ajaran agama mengatakan jangan engkau buru jabatan itu, jangan engkau minta jabatan itu. Lalu, nabi pernah bersabda jangan pernah kamu suka minta jabatan, jangan memburu jabatan, nggak boleh. Kenapa? Karena jika engkau meminta dan berburu, apalagi sampai berbohong, membayar tukang survei dan sebagainya, kamu tidak akan dibantu, kamu dibiarkan sendiri bekerja oleh Allah," tuturnya.
Kemudian, Mahfud bercerita dipanggil oleh Ketua Umum PDIP Megawati dan pimpinan koalisi partai lainnya.
Mereka memintanya untuk mendampingi Ganjar sebagai cawapres dalam Pilpres 2024. (redaksi)